Tertekan 4 Hari Berurutan, Jisdor Bertengger di 14.625/US$

Alfado Agustio, CNBC Indonesia
14 August 2018 10:43
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di kurs acuan kembali melemah, membentuk koreksi selama 4 hari berturut-turut.
Foto: Aristya Rahadian Krisabella
Jakarta, CNBC Indonesia Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di kurs acuan kembali melemah, membentuk koreksi selama 4 hari berturut-turut.

Pada Selasa (14/8/2018), kurs acuan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate/Jisdor berada di Rp 14.625/US$. Rupiah melemah 0,29% dibandingkan posisi kemarin. 
Sumber: Reuters
Pelemahan di kurs acuan ini sejalan dengan pergerakan rupiah di pasar spot. Pada pukul 10:03 WIB, US$ 1 dibanderol pada Rp 14.600/US$ atau melemah 0,07% dibandingkan penutupan perdagangan kemarin. 

Sementara mayoritas mata uang negara-negara kawasan bergerak menguat. Rupiah menjadi mata uang terburuk kedua setelah rupee India. Berikut data perdagangan hingga pukul 10:08 WIB, seperti yang dikutip dari Reuters: 
Mata UangBid TerakhirPerubahan (%)
Yen Jepang110.77(0,05)
Yuan China6.880,07
Won Korsel1,132.350,32
Dolar Taiwan30.790,15
Rupee India70.01(1,64)
Dolar Singapura1.370,06
Ringgit Malaysia4.09(0,12)
Bath Thailand33.300,12
Peso Filipina53.460,07
Penguatan mata uang kawasan ini tidak terlepas dari meredupnya keperkasaan dolar AS. Pada pukul 10:09 WIB, Dolar Index yang menggambarkan posisi dolar AS terhadap enam mata uang mitra dagang utamanya melemah 0,14%. 

Investor mulai melepas kepemilikan instrumen safe haven seperti dolar AS, seiring dengan meredanya kekhawatiran terhadap ancaman krisis di Turki. Selain greenback, yen Jepang pun mulai dicueki. Ini terlihat dari pelemahan yen sebesar 0,04% terhadap dolar AS. 

Pelemahan dolar AS mampu dimanfaatkan oleh mayoritas mata uang kawasan untuk menguat, kecuali rupiah karena investor menanti pengumuman suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) 7 Day Reverse Repo Rate besok.  

Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan BI masih menahan suku bunga acuan di 5,25%. Dari 12 ekonom yang berpartisipasi dalam pembentukan konsensus, seluruhnya memperkirakan tidak ada kenaikan. 

Pasar juga menantikan petunjuk mengenai arah dan sikap kebijakan moneter BI. Apakah perkembangan di Turki akan membuat BI semakin hawkish dengan menaikkan suku bunga 2 kali lagi sampai akhir tahun?
  

Di tengah kondisi itu, investor asing cenderung menjual kepemilikannya di pasar keuangan. Hingga pukul 10:21 WIB, aksi jual di bursa saham mencapai Rp 321,39 miliar. Aliran hot money yang keluar membuat pelemahan rupiah menjadi yang tertinggi di Asia setelah rupee India.
 

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ags/roy) Next Article Pukul 11:00: Kurs Rupiah Balik Lagi ke Level Rp 14.065/US$

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular