Pelemahan Rupiah Menipis, Pasar Sudah Move On dari Turki?

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
14 August 2018 08:59
Pelemahan Rupiah Menipis, Pasar Sudah Move On dari Turki?
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) masih melemah pada perdagangan hari ini. Positifnya, sejauh ini depresiasi rupiah tidak sedalam dua hari perdagangan sebelumnya. 

Pada Selasa (14/8/2018) pukul 08:33 WIB, US$ 1 dihargai Rp 14.610. Rupiah melemah 0,14% dibandingkan penutupan perdagangan hari sebelumnya. 

Pelemahan ini jauh lebih tipis ketimbang 2 hari perdagangan terakhir. Akhir pekan lalu, rupiah melemah 0,45% dan kemarin pelemahannya lebih dalam menjadi 0,83%. 

Seperti hanya rupiah, mata uang utama Asia juga masih melemah. Namun, juga senasib dengan rupiah, depresiasi mata uang Benua Kuning semakin melandai. Bahkan sudah ada yang mulai menguat. 

Berikut perkembangan nilai tukar sejumlah mata uang utama Asia terhadap dolar AS pada pukul 08:41 WIB: 

 

Dolar AS pun sepertinya sudah mulai menginjak pedal rem. Pada pukul 08:42 WIB, Dollar Index (yang menggambarkan posisi greenback di hadapan enam mata uang utama) melemah tipis 0,06%. 

Setelah sejak akhir pekan lalu menjadi biang kerok, kini lira mulai bangkit. Meski masih melemah, tetapi pelemahan mata uang Turki saat ini hanya 0,64%. Jauh lebih landai dibandingkan akhir pekan lalu yang mencapai 15,97% dan kemarin yaitu 6,73%. 

Sepertinya investor perlahan mulai move on dari Turki. Pelan tapi pasti, keberanian investor untuk mengambil risiko berangsur tumbuh. Ini terlihat dari yen Jepang yang seperti dolar AS juga mulai melemah. Keduanya adalah safe haven yang menjadi buruan investor dalam 2 hari terakhir. 

Mungkin, bagaimana pun juga, kekhawatiran mengenai Turki hanya sentimen psikologis belaka. Setelah sentimen psikologis itu reda, yang biasanya sangat temporer, maka pasar siap untuk kembali ke jalur pendakian. 

Namun untuk rupiah, ada faktor domestik yang juga berpengaruh. Kini pasar tengah menantikan pengumuman suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) 7 Day Reverse Repo Rate pada esok hari. 

Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan BI masih menahan suku bunga acuan di 5,25%. Dari 12 ekonom yang berpartisipasi dalam pembentukan konsensus, seluruhnya memperkirakan tidak ada kenaikan. 

Pasar juga menantikan petunjuk mengenai arah dan sikap (stance) kebijakan moneter BI. Apakah dengan adanya perkembangan di Turki membuat BI semakin hawkish? Apakah, seperti halnya The Federal Reserve/The Fed, BI akan menaikkan suku bunga dua kali lagi sampai akhir tahun?  

Investor mencari petunjuk yang bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut. Pasalnya, jawaban itu akan menentukan arah gerak rupiah ke depan. 

Sembari menunggu, bisa saja investor belum mau masuk ke pasar keuangan Indonesia. Sikap wait and see ini berpotensi membuat pemulihan rupiah agak terhambat. 

TIM RISET CNBC INDONESIA


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular