
Kinerja Keuangan Anjlok, Saham TUGU Terkoreksi 23% Sejak IPO
Monica Wareza, CNBC Indonesia
13 August 2018 16:48

Jakarta, CNBC Indonesia - Kinerja saham perusahaan asuransi, anak usaha PT Pertamina (Persero), yakni PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk (TUGU) kurang menggembirakan. Sejak pencatatan perdana perusahaan di Bursa Efek Indonesia (BEI) saham perusahaan ini sudah terkoreksi sebesar 23,11%.
Perusahaan ini mencatatkan sahamnya pada 28 Mei 2018 lalu dengan harga Rp 3.850 per sahamnya. Namun justru sejak tanggal tersebut harga saham perusahaan terus melemah, hingga akhri perdagangan hari ini saja saha perusahaan ditutup di harga Rp 2.960 per saham.
Bahkan pada 7 Agustus lalu, harga saham TUGU mencapai level terendahnya di harga Rp 2.830, atau melemah 26,49% dari harga pencatatan perdananya.
Tampaknya investor kurang gembira dengan kinerja keuangan perusahaan yang kurang memuaskan sepanjang semester I-2018 lalu. Perusahaan mencatatkan penurunan laba bersih yang lumayan besar mencapai 90,84% dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya.
Sementara, pendapatan perusahaan justru mengalami peningkatan tipis sebesar 1,12% menjadi US$ 71,32 juta dari US$ 70,53 di akhir Juni 2017 lalu.
Pada periode tersebut perusahaan mengalami peningkatan beban yang mencapai US$ 68,82 juta dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang sebesar US$ 46,68 juta. Selain itu, perusahaan juga mengalami kerugian dari selisih kurs dari laporan keuangan mencapai US$ 6,43 juta.
Dengan demikian nilai laba per saham per saham perusahaan mengalami penurunan menjadi sebesar US$ 0,76 dibandingkan dengan US$ 9,26 per saham pada periode tahun lalu.
(hps/hps) Next Article Diam-diam, Asing Borong Saham TUGU Rp 574 M
Perusahaan ini mencatatkan sahamnya pada 28 Mei 2018 lalu dengan harga Rp 3.850 per sahamnya. Namun justru sejak tanggal tersebut harga saham perusahaan terus melemah, hingga akhri perdagangan hari ini saja saha perusahaan ditutup di harga Rp 2.960 per saham.
Bahkan pada 7 Agustus lalu, harga saham TUGU mencapai level terendahnya di harga Rp 2.830, atau melemah 26,49% dari harga pencatatan perdananya.
Tercatat perusahaan hanya mengantongi laba bersih sebesar US$ 1,35 juta (Rp 18,97 miliar, kurs Rp 14.000/dolar) dibandingkan dengan US$ 14,81 juta Rp 207,34 miliar).
Sementara, pendapatan perusahaan justru mengalami peningkatan tipis sebesar 1,12% menjadi US$ 71,32 juta dari US$ 70,53 di akhir Juni 2017 lalu.
Pada periode tersebut perusahaan mengalami peningkatan beban yang mencapai US$ 68,82 juta dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang sebesar US$ 46,68 juta. Selain itu, perusahaan juga mengalami kerugian dari selisih kurs dari laporan keuangan mencapai US$ 6,43 juta.
Dengan demikian nilai laba per saham per saham perusahaan mengalami penurunan menjadi sebesar US$ 0,76 dibandingkan dengan US$ 9,26 per saham pada periode tahun lalu.
(hps/hps) Next Article Diam-diam, Asing Borong Saham TUGU Rp 574 M
Most Popular