Rupiah Anjlok, Bankir: BI Sebaiknya Naikkan Bunga Acuan Lagi

Gita Rossiana, CNBC Indonesia
13 August 2018 13:50
Bankir menyarankan BI menaikkan bunga 25 bps hingga 50 bps.
Foto: REUTERS/Darren Whiteside/File Photo
Jakarta, CNBC Indonesia - Bankir menilai, Bank Indonesia (BI) sebaiknya menaikkan suku bunga acuan menyusul terjadinya pelemahan nilai tukar rupiah akibat krisis yang terjadi di Turki.

Presiden Direktur PT. Bank Mayapada International Tbk (MAYA) Hariyono Tjahjarijadi mengungkapkan, untuk mengurangi dampak negatif pelemahan rupiah terhadap perbankan, BI sebaiknya memang menaikkan suku bunga acuan.

"Supaya dampaknya tidak terlalu besar ke perbankan,"ujar dia kepada CNBC Indonesia, Senin (13/8/2018). Adapun besaran peningkatannya mencapai 25-50 basis poin (bps)."Tapi saya yakin BI memiliki hitungan yang akurat," kata dia.

Sementara itu, Peneliti Senior dari Institute Development for Economics and Finance (Indef) Eko Listianto menagatakan, sejauh ini, depresiasi nilai tukar rupiah sejauh ini masih cukup aman terhadap perbankan. "Beberapa minggu lalu memang sempat di atas 14.600, namun perbankan secara umum masih oke," papar dia.

Dia memperkirakan, minggu depan efek dari krisis Turki sudah bisa lebih terkendali. Namun demikian, dampak terhadap nilai tukar rupiah ini tidak oleh berlangsung terus-menerus.

Sebelumnya, Deputi Gubernur BI Dody Budi Waluyo mengatakan BI siap menempuh kebijakan yang bersifat pre emptive, front loading, dan ahead the curve untuk tetap menjaga daya saing pasar keuangan domestik di tengah perubahan kebijakan moneter negara lain.

Kebijakan tersebut, akan ditopang dengan kebijakan intervensi ganda di pasar valas dan pasar surat berharga negara (SBN), dan strategi operasi moneter untuk menjaga kecukupan likuiditas.

"Itu hal yang harus kita imbangkan, intervensi, suku bunga," jelas Dody.



(roy) Next Article Dolar AS Sentuh Rp 14.700, Sri Mulyani Irit Bicara

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular