
Baru Akuisisi Tambang Emas, Saham UNTR Masih Terkoreksi
Tito Bosnia, CNBC Indonesia
10 August 2018 15:29

Jakarta, CNBC Indonesia - PT United Tractors Tbk (UNTR) melakukan ekspansi ke sektor pertambangan emas melalui entitas perusahaan yang merupakan anak usahanya dengan mengambil alih saham PT Agincourt Resources sebanyak 95% dari Agrincourt Resources Pte Ltd. Namun aksi korporsi tersebut tak mampu mengangkat harga saham perseroan.
Harga saham perseroan tercatat mengalami pelemahan cukup dalam (-1,02%) atau turun 275 poin ke level harga Rp 36.225 pada perdagangan sesi II hari ini hingga 15.20 WIB.
Namun, secara mingguan, harga saham perseroan tercatat menguat 3,72%. Dari awal tahun hingga hari ini tercatat hanya naik 2,26%. Artinya aksi korporasi tersebut sama sekali tak berpengaruh ke persepsi investor.
Perseroan akan mengambil alih PT Agincourt Resources melalui anak usahanya PT Danusa Tambang Nusantara. Nilai transaksi tersebut mencapai US$918 juta. Selutuh dana akuisisi berasal dari kas perseroan yang tersedia, sehingga tidak menimbulkan beban keuangan baru.
Diperkirakan para investor masih melihat sentimen negatif dari pelemahan harga batu bara yang terjadi selama tiga hari berturut-turut menyusul surutnya permintaan dari China.
Namun, hari ini harga batu bara ICE Newcastle kontrak acuan ditutup menguat sebesar 0,34% ke US$116,3/ton menyusul suntikan energi positif dari data impor batu bara China yang tumbuh cukup signifikan di Juli 2018.
Saham UNTR juga menjadi salah satu saham yang perlu diperhatikan menurut ulasan para analis di perdagangan hari ini.
Panin Sekuritas memberikan rekomendasi trading buy (beli) saham perseroan setelah mengumumkan keterbukaan informasinya terkait rencana akuisisi tersebut. Selain itu, UNTR memiliki track record selalu berhasil meningkatkan Nilai Perusahaan setelah akuisisi (terakhir akuisisi ACST).
Hal tersebut mengingat usai tansaksi dirampungkan, UNTR akan menguasai 95% saham tambang emas dan perak yang nilai perusahaannya ditaksir mencapai US$ 1,2 miliar.
Sebelumnya, UNTR juga telah mengakuisisi tambang emas pertama kali di tahun 2015 yaitu konsesi pertambangan emas PT Sumbawa Jutaraya (SJR) yang ditargetkan berproduksi pada kuartal II 2019. Tambang Martabe memproduksi emas sebanyak 351.828 ounces di tahun 2017, naik +13,7% yoy dari pencapaian di tahun 2016 sebesar 309.457 ounces.
Sementara itu, RHB Sekuritas juga memberikan rekomendasi buy (beli) pada saham perseroan dengan perkiraan peningkatan harga saham yang akan meningkat hingga 10% selama 12 bulan kedepan.
RHB Sekuritas memperkirakan harga saham perseroan naik lebih dari 15% selama tiga bulan kedepan. Namun prospek jangka panjang masih belum dipastikan.
Lalu, profit taking bisa dilakukan apabila target harga telah tercapai dan aksi jual saham dilakukan jika harga saham perseroan turun lebih dari 10% selama 12 bulan kedepan dengan target price dari Rp 44.800/saham hingga yang tertinggi Rp 47.600/saham.
(hps/hps) Next Article Habis Tertekan, Saham UNTR Bangkit 4,72%
Harga saham perseroan tercatat mengalami pelemahan cukup dalam (-1,02%) atau turun 275 poin ke level harga Rp 36.225 pada perdagangan sesi II hari ini hingga 15.20 WIB.
Namun, secara mingguan, harga saham perseroan tercatat menguat 3,72%. Dari awal tahun hingga hari ini tercatat hanya naik 2,26%. Artinya aksi korporasi tersebut sama sekali tak berpengaruh ke persepsi investor.
Perseroan akan mengambil alih PT Agincourt Resources melalui anak usahanya PT Danusa Tambang Nusantara. Nilai transaksi tersebut mencapai US$918 juta. Selutuh dana akuisisi berasal dari kas perseroan yang tersedia, sehingga tidak menimbulkan beban keuangan baru.
Namun, hari ini harga batu bara ICE Newcastle kontrak acuan ditutup menguat sebesar 0,34% ke US$116,3/ton menyusul suntikan energi positif dari data impor batu bara China yang tumbuh cukup signifikan di Juli 2018.
Saham UNTR juga menjadi salah satu saham yang perlu diperhatikan menurut ulasan para analis di perdagangan hari ini.
Panin Sekuritas memberikan rekomendasi trading buy (beli) saham perseroan setelah mengumumkan keterbukaan informasinya terkait rencana akuisisi tersebut. Selain itu, UNTR memiliki track record selalu berhasil meningkatkan Nilai Perusahaan setelah akuisisi (terakhir akuisisi ACST).
Hal tersebut mengingat usai tansaksi dirampungkan, UNTR akan menguasai 95% saham tambang emas dan perak yang nilai perusahaannya ditaksir mencapai US$ 1,2 miliar.
Sebelumnya, UNTR juga telah mengakuisisi tambang emas pertama kali di tahun 2015 yaitu konsesi pertambangan emas PT Sumbawa Jutaraya (SJR) yang ditargetkan berproduksi pada kuartal II 2019. Tambang Martabe memproduksi emas sebanyak 351.828 ounces di tahun 2017, naik +13,7% yoy dari pencapaian di tahun 2016 sebesar 309.457 ounces.
Sementara itu, RHB Sekuritas juga memberikan rekomendasi buy (beli) pada saham perseroan dengan perkiraan peningkatan harga saham yang akan meningkat hingga 10% selama 12 bulan kedepan.
RHB Sekuritas memperkirakan harga saham perseroan naik lebih dari 15% selama tiga bulan kedepan. Namun prospek jangka panjang masih belum dipastikan.
Lalu, profit taking bisa dilakukan apabila target harga telah tercapai dan aksi jual saham dilakukan jika harga saham perseroan turun lebih dari 10% selama 12 bulan kedepan dengan target price dari Rp 44.800/saham hingga yang tertinggi Rp 47.600/saham.
(hps/hps) Next Article Habis Tertekan, Saham UNTR Bangkit 4,72%
Most Popular