Pukul 12:00 WIB: Rupiah dan Mata Uang Asia Melemah Lawan US$

Alfado Agustio, CNBC Indonesia
10 August 2018 12:10
Rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ke Rp 14.435/US$. Kondisi ini mengukuti pergerakan mata uang di kawasan Asia.
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) siang ini masih bergerak melemah. Pada Jumat (10/8/2018) pukul 12:00 WIB, US$ 1 di pasar spot ditransaksikan pada Rp 14.435/US$.

Rupiah Melemah 0,21% dibandingkan dengan penutupan hari sebelumnya.
 
Pukul 12:00 WIB: Rupiah dan Mata Uang Asia Melemah lawan US$Sumber: Reuters
Pelemahan rupiah sejalan dengan pergerakan mata uang asia di hadapan greenback yang juga melemah. Berikut data pergerakan sejumlah mata uang Asia hingga pukul 11:52 WIB, seperti dikutip dari Reuters: 
Mata UangBid TerakhirPerubahan (%)
Yen Jepang110.710,32
Yuan China6.83(0,28)
Won Korsel1,125.10(0,24)
Dolar Taiwan30.67(0,07)
Rupee India68.86(0,16)
Dolar Singapura1.36(0,01)
Ringgit Malaysia4.07(0,09)
Bath Thailand33.230,03
Peso Filipina53.08(0,15)
Sumber: Reuters 
Lesunya mata uang Asia tidak lepas dari kedigdayaan dolar AS siang ini. Pada pukul 11:53 WIB, dolar index menguat 0,07% menyusul rilis data klaim tunjangan pengangguran pada pekan lalu yang turun 6.000 dibandingkan pekan sebelumnya menjadi 213.000.  

Angka ini masih lebih baik dibandingkan proyeksi pasar yang dihimpun Reuters di level 220.000.Ini menandakan pasar tenaga kerja AS semakin kuat sehingga The Federal Reserve/The Fed akan semakin yakin menaikkan suku bunga acuan lebih agresif.  

Ekspektasi ini lantas menjadi bahan bakar bagi penguatan greenback. Dana global pun pulang kampung meninggalkan negara-negara berkembang termasuk Indonesia. Di pasar saham, aksi jual investor hingga pukul 11:57 WIB telah mencapai Rp 281,83 miliar. 

Dari dalam negeri, kemunculan dua pasangan yang mengikuti Pilpres 2019 belum banyak diapresiasi pasar. Investor asing masih menunggu program keduanya ke depan. Belum lagi defisit transaksi berjalan current account deficit (CAD) di kuartal II-2018 yang diperkirakan melebar.  

"Kuartal II memang ada akselerasi impor sehingga kami melihat (defisit) transaksi berjalan bisa di atas 2,5% tetapi di bawah 3% (dari PDB)," kata Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara, bulan lalu. Jika itu terjadi, maka ini akan menjadi kabar buruk bagi rupiah.

Mata uang Tanah Air bisa kehilangan pijakan untuk bisa melanjutkan penguatan. Akibatnya rupiah pun ikut terpuruk bersama mata uang negara kawasan asia lainnya.
 

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ags/ags) Next Article Pukul 14:00 WIB: Rupiah Turun Lagi ke Rp 14.340/US$

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular