Terbantu Penguatan Yuan, Bursa Saham Asia Menghijau

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
09 August 2018 16:58
Bursa saham utama kawasan Asia cenderung ditutup menguat pada perdagangan hari ini.
Foto: REUTERS/Toru Hanai
Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham utama kawasan Asia cenderung ditutup menguat pada perdagangan hari ini: indeks Shanghai naik 1,85%, indeks Hang Seng naik 0,88%, dan indeks Kospi naik 0,1%.

Penguatan yuan menjadi penyelamat bursa saham Asia. Hingga sore ini, yuan menguat 0,2% di pasar spot melawan dolar AS. Penguatan yuan lantas meredakan kekhawatiran mengenai tergoncangnya stabilitas perekonomian Negeri Panda.

Sebelumnya, pemerintah dan bank sentral China memang berusaha mati-matian untuk menghentikan depresiasi yuan.

Selain itu, pelaku pasar juga nampak cukup optimis menjelang negosiasi antara AS dengan Jepang di bidang perdagangan yang akan digelar pada hari ini di Washington. Dalam kesempatan ini, Jepang akan berupaya untuk memupuskan niat Presiden Donald Trump yang berencana mengenakan bea masuk baru bagi mobil-mobil asal Negeri Sakura.

Di sisi lain, sentimen negatif datang dari memanasnya perang dagang antara AS dengan China. Kemarin (8/8/2018), China mengumumkan bea masuk sebesar 25% bagi importasi produk-produk AS senilai US$ 16 miliar.

Beberapa produk yang akan terkena bea masuk tersebut adalah bahan bakar minyak (BBM), produk baja, kendaraan bermotor, dan peralatan kesehatan. Total ada 333 produk asal AS yang menjadi korban.

Kementerian Perdagangan China menyebutkan bahwa bea masuk ini akan mulai berlaku pada 23 Agustus mendatang, hari yang sama dengan pengenaan bea masuk 25% terhadap US$ 16 miliar produk impor asal China oleh AS. Jadi, kebijakan China tersebut merupakan balasan atas serangan dari Negeri Paman Sam.

Pada pagi hari ini, data inflasi China periode Juli diumumkan di level 2,1% YoY, lebih tinggi dibandingkan konsensus yang dihimpun oleh Reuters sebesar 1,9% YoY. Perang dagang dengan AS akan membuat tekanan inflasi semakin besar dan mengancam tingkat konsumsi masyarakat China.

Jika ini yang terjadi, laju perekonomian global menjadi taruhannya.

TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/hps) Next Article Virus Corona Hantam Bursa China, Nyaris Turun 9%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular