Rupiah Melemah, Profit Industri Mamin Tergerus hingga 5%

Lidya Julita S, CNBC Indonesia
09 August 2018 13:22
Ketua Umum Gapmmi Adhi S Lukman mengatakan, dengan kondisi pelemahan rupiah maka keuntungan yang didapatkan oleh pengusaha ikut
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto
Jakarta, CNBC Indonesia - Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman (Gapmmi) terus melakukan berbagai uoaya untuk bisa tetap berproduksi di tengah kondisi pelemahan nilai tukar rupiah sejak awal tahun lalu.

Ketua Umum Gapmmi Adhi S Lukman mengatakan, dengan kondisi pelemahan ini, maka keuntungan yang didapatkan oleh pengusaha ikut tergerus hingga 5% karena penambahan biaya produksi.

"Kalau kita lihat, perkiraan saya menambah biaya atau harga pokok produksi sebesar 3%-5%," ungkapnya kepada CNBC Indonesia, Jakarta, Kamis (9/8/2018).

Dia menjelaskan hal ini dikarenakan bahan baku untuk makanan dan minuman paling banyak adalah produk impor. Oleh karenanya perusahaan harus mencari cara untuk tetap bisa bertahan.

"Ini terus terang untuk industri makanan dan minuman itu banyakan impor," jelasnya.

Salah satu yang dilakukan pengusaha untuk mengatasi kondisi pelemahan rupiah ini adalah dengan mengurangi keuntungan, karena jika menaikkan harga tidak akan mudah. Itu bisa membuat daya beli masyarakat semakin turun.

"Sepanjang perusahaan bisa menahan dengan pengurangan margin karena banyak yang milih tidak menaikkan harga, karena saat ini sangat riskan menaikkan harga, apalagi daya beli kurang bagus dan biasanya kenaikan harga akan mempengaruhi penjualan juga," kata dia.

Namun, mengurangi keuntungan ini ditegaskan tidak bisa terus menerus karena bisa membahayakan pengusaha. Dengan kondisi ini, dia berharap pemerintah dan Bank Indonesia berupaya lebih keras agar nilai tukar kembali stabil.

"Oleh karenanya pengusaha lebih memilih mengurangi margin tapi ini kan tidak bisa terus menerus. Ini tergantung perusahaan, ada yang bahan baku banyak impor atau lokal. Jadi yang makin banyak bahan bakunya adalah import tentunya makin berat," tukasnya.

Sebagai informasi, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak melemah. Rupiah mulai diragukan bisa melanjutkan tren apresiasi yang terjadi sejak awal pekan. Pada Kamis (9/8/2018) pukul 09:00 WIB, Rupiah berada di kisaran Rp 14.430 per US$.



(dru) Next Article Apes! Rupiah Batal Cetak Rekor 9 Pekan Menguat Lawan Dolar AS

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular