
Yuan Perkasa Lawan Dolar AS, Bursa Saham Asia Menguat
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
07 August 2018 16:53

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham utama kawasan Asia ditutup menguat pada perdagangan hari ini: indeks Nikkei naik 0,69%, indeks Shanghai naik 2,74%, indeks Hang Seng naik 1,54%, indeks Strait Times naik 1,66%, dan indeks Kospi naik 0,6%.
Yuan yang berhasil menguat melawan dolar AS menjadi motor utama kenaikan bursa saham Benua Kuning. Hingga sekitar penutupan perdagangan bursa saham utama kawasan Asia, yuan menguat 0,33% melawan dolar AS di pasar spot. Sementara di pasar offshore, yuan menguat 0,34%.
Langkah People's Bank of China (PBoC) yang mematok kurs tengah yuan di posisi yang lebih kuat berhasil mendorong apresiasi nilai tukar mata uang Negeri Panda. Pada hari ini, kurs tengah yuan dipatok di level CNY 6,8431/US$ atau lebih kuat 0,12% dibandingkan posisi kemarin (6/8/2018).
Seiring dengan berakhirnya pelemahan yuan, kekhawatiran mengenai tergoncangnya stabilitas perekonomian China menjadi memudar.
Di sisi lain, sentimen negatif selama perdagangan datang dari memanasnya hubungan antara AS dengan Iran.
Kemarin, pemerintahan AS sudah mengumumkan sanksi bagi Iran yang akan mulai berlaku pada hari ini. Sanski tersebut merupakan kelanjutan dari keputusan Presiden AS Donald Trump untuk keluar dari kesepakatan terkait nuklir pada Mei silam.
Ketika resmi berlaku nantinya, Iran akan dilarang untuk membeli dolar AS, mencegahnya untuk membeli emas dan logam mulia lainnya. Sanski dari AS juga menyasar sektor otomotif dari Iran, serta melarang ekspor karpet Persia dan pistachio.
Pada akhir tahun, sanksi dari AS akan menyasar ekspor minyak yang merupakan tulang punggung perekonomian Iran. AS pun sudah mulai menebar ancaman guna membuat para sekutunya menghentikan pembelian minyak dari Iran jika tak ingin dikenai sanksi di sektor keuangan.
Tak hanya dengan Iran, hubungan AS dengan Korea Utara juga sedang tak kondusif, pasca Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo menuduh Korea Utara inkonsisten dalam memenuhi komitmennya melakukan denuklirisasi.
"Pemimpin Kim sudah berkomitmen untuk melakukan denuklirisasi. Namun mereka bertindak inkonsisten dengan komitmen itu," tegas Mike Pompeo, Menteri Luar Negeri AS, dikutip dari Reuters.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/hps) Next Article Kabar Baik China vs Buruk Dari Amerika, Bursa Asia Bervariasi
Yuan yang berhasil menguat melawan dolar AS menjadi motor utama kenaikan bursa saham Benua Kuning. Hingga sekitar penutupan perdagangan bursa saham utama kawasan Asia, yuan menguat 0,33% melawan dolar AS di pasar spot. Sementara di pasar offshore, yuan menguat 0,34%.
Langkah People's Bank of China (PBoC) yang mematok kurs tengah yuan di posisi yang lebih kuat berhasil mendorong apresiasi nilai tukar mata uang Negeri Panda. Pada hari ini, kurs tengah yuan dipatok di level CNY 6,8431/US$ atau lebih kuat 0,12% dibandingkan posisi kemarin (6/8/2018).
Di sisi lain, sentimen negatif selama perdagangan datang dari memanasnya hubungan antara AS dengan Iran.
Kemarin, pemerintahan AS sudah mengumumkan sanksi bagi Iran yang akan mulai berlaku pada hari ini. Sanski tersebut merupakan kelanjutan dari keputusan Presiden AS Donald Trump untuk keluar dari kesepakatan terkait nuklir pada Mei silam.
Ketika resmi berlaku nantinya, Iran akan dilarang untuk membeli dolar AS, mencegahnya untuk membeli emas dan logam mulia lainnya. Sanski dari AS juga menyasar sektor otomotif dari Iran, serta melarang ekspor karpet Persia dan pistachio.
Pada akhir tahun, sanksi dari AS akan menyasar ekspor minyak yang merupakan tulang punggung perekonomian Iran. AS pun sudah mulai menebar ancaman guna membuat para sekutunya menghentikan pembelian minyak dari Iran jika tak ingin dikenai sanksi di sektor keuangan.
Tak hanya dengan Iran, hubungan AS dengan Korea Utara juga sedang tak kondusif, pasca Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo menuduh Korea Utara inkonsisten dalam memenuhi komitmennya melakukan denuklirisasi.
"Pemimpin Kim sudah berkomitmen untuk melakukan denuklirisasi. Namun mereka bertindak inkonsisten dengan komitmen itu," tegas Mike Pompeo, Menteri Luar Negeri AS, dikutip dari Reuters.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/hps) Next Article Kabar Baik China vs Buruk Dari Amerika, Bursa Asia Bervariasi
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular