Ikuti Jejak Wall Street, Indeks Shanghai & Hang Seng Menguat

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
07 August 2018 08:55
Indeks Shanghai dibuka menguat 1,16%, sementara indeks Hang Seng dibuka naik 0,25%.
Foto: REUTERS/Bobby Yip/File Photo
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Shanghai dibuka menguat 1,16% ke level 2.736,53, sementara indeks Hang Seng dibuka naik 0,25% ke level 27.889,44.

Kedua bursa saham tersebut mengekor laju Wall Street yang ditutup di zona hijau pada dini hari tadi: indeks Dow Jones naik 0,16%, indeks S&P 500 naik 0,35%, dan indeks Nasdaq naik 0,59%.

Laju Wall Street lebih didorong oleh sentimen domestik yaitu kinerja korporasi yang solid. Dari sektor keuangan, kontributor terbesar adalah kenaikan harga saham Berkshire Hathaway yang mencapai 2,34%.

Laba bersih pada kuartal II-2018 meroket 181,92% secara YoY menjadi US$ 12,01 miliar. Salah satu penyebab kenaikan ini adalah berkurangnya tarif pajak yang harus ditanggung perusahaan, dari 28,9% menjadi 20%.

Sementara itu, posisi kas dan setara kas pada akhir kuartal II-2018 adalah sebesar US$ 111,1 miliar. Dana ini bisa dipakai untuk melakukan aksi korporasi seperti akuisisi. Berkshire belum lagi melakukan akuisisi besar sejak Januari 2016 kala membeli perusahaan pembuat suku cadang pesawat terbang, Precision Castparts.

DI sisi lain, risiko bagi bursa saham China datang dari yuan yang terus melemah. Pada pagi ini, yuan melemah 0,09% di pasar spot melawan dolar AS, sementara di pasar offshore, yuan melemah 0,07%.

Langkah People's Bank of China (PBoC) untuk meredam pelemahan yuan terbukti belum ampuh. Pada hari Jumat, bank sentral China tersebut mengumumkan pemberlakuan kembali kebijakan 20% reserve requirement bagi bank-bank yang menjual dolar AS kepada nasabahnya menggunakan kontrak forward. Akibatnya, biaya untuk melakukan short terhadap yuan menjadi lebih mahal.

Kebijakan ini pertama kali diadopsi pada Oktober 2015. Kala itu, yuan terdepresiasi besar-besaran selepas PBoC dengan sengaja mendevaluasinya.

Ketika yuan terus-menerus melemah, tekanan capital outflow akan semakin besar dan bisa menganggu stbailitas perekonomian Negeri Panda.

TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/ank) Next Article Yakin AS-China Bakal Damai, Bursa China Menghijau

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular