Dibayangi Sejumlah Risiko, Bursa Saham Asia Dibuka Menguat

Anthony Kevin & Roy Franedya, CNBC Indonesia
06 August 2018 09:18
Bursa saham utama kawasan Asia dibuka menguat pada perdagangan hari ini.
Foto: REUTERS/Jason Lee
Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham utama kawasan Asia dibuka menguat pada perdagangan hari ini: indeks Nikkei naik 0,05%, indeks Kospi naik 0,04%, indeks Hang Seng naik 0,76%, dan indeks Strait Times naik 0,58%.

Bursa saham Benua Kuning mengekor laju Wall Street yang ditutup di zona hijau pada hari Jumat kemarin (3/8/2018): indeks Dow Jones naik 0,54%, indeks S&P 500 naik 0,46%, dan indeks Nasdaq naik 0,32%. Saham-saham teknologi kembali menjadi motor utama penguatan Wall Street menjelang akhir pekan.

Di sisi lain, sejumlah risiko membayangi jalannya perdagangan. Pertama, perang dagang antara AS dengan China yang semakin memanas. Teranyar, pemerintah China berencana mengenakan bea masuk baru bagi importasi produk AS senilai US$ 60 miliar produk AS. Tindakan ini sebagai balasan atas rencana pemerintah AS yang menargetkan bea masuk kepada US$ 200 miliar produk China. Mengutip Reuters, bea masuk yang akan diterapkan China mencakup gas alam cair hingga pesawat.

Washington menggertak balik dengan menyebut mendapat dukungan dari Uni Eropa dan Meksiko untuk membentuk koalisi melawan China. "Kami datang bersama dengan Uni Eropa untuk membuat kesepakatan dengan mereka, jadi kami akan memiliki front persatuan melawan China. Kami juga bergerak mendekati Meksiko," ujar Larry Kudlow, kepala Dewan Ekonomi Nasional Gedung Putih.

Risiko kedua yang membayangi jalannya perdagangan adalah hubungan AS-Korea Utara yang kembali tak kondusif. Laporan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-bangsa (DK PBB) menyebutkan Korea Utara masih belum menghentikan program nuklir mereka. Satelit mata-mata AS juga merekam aktivitas pengembangan misil balistik yang masih berlangsung. Pyongyang pun ditengarai masih menjual senjata secara ilegal ke luar negeri.

"Pemimpin Kim sudah berkomitmen untuk melakukan denuklirisasi. Namun mereka bertindak inkonsisten dengan komitmen itu," tegas Mike Pompeo, Menteri Luar Negeri AS, dikutip dari Reuters.

Pyongyang tidak terima dengan segala tuduhan tersebut. Ri Yong Ho, Menteri Luar Negeri Korea Utara, menegaskan negaranya berkomitmen penuh untuk memenuhi perjanjian yang tercapai di Singapura. Bahkan, Ri menyebut AS yang mengada-ada dan ingin kembali ke hubungan yang tegang seperti dulu.

"Republik Rakyat Demokratik Korea menegaskan determinasi dan komitmen untuk melaksanakan kesepakatan dengan AS dengan itikad baik. Namun yang mengkhawatirkan adalah langkah AS yang seakan kembali ke hubungan seperti masa lalu, jauh dari apa yang diharapkan pemimpin kedua negara," tukas Ri, mengutip Reuters.


TIM RISET CNBC INDONESIA


(ank) Next Article Bursa Asia Terbelah oleh Perkembangan China- Amerika, Nikkei Ngacir

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular