Mampukah Kewajiban B20 Tekan Defisit Transaksi Berjalan?

Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
03 August 2018 15:38
Defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) diperkirakan tekor di atas US$ 25 miliar tahun 2018
Foto: CNBC Indonesia
Jakarta, CNBC Indonesia - Defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) diperkirakan tekor di atas US$ 25 miliar tahun 2018, atau lebih tinggi dari periode sama tahun lalu sebesar US$ 17,5 miliar.

Namun, proyeksi tersebut bisa saja jauh lebih rendah sejalan dengan kewajiban bauran Crude Palm Oil (CPO) sebanyak 20% terhadap solar (B20) pada September 2018. BI menilai, kewajiban ini bisa saja menekan CAD.

"Meskipun perkiraan semula sebelum ada langkah-langkah ini [kewajiban B20], US$ 25 miiar atau lebih. Nanti akan dllihat dalam pembahasan," ungkap Gubernur BI Perry Warjiyo, Jumat (3/8/2018).

Adapun kewajiban penggunaan B20, diperkirakan bisa menghemat penggunaan devisa sebesar US$ 5,5 miliar. Selain itu, kewajiban penggunaan B20 bisa menekan impor khususnya impor minyak.

"Presiden Joko Widodo sudah serius mengendalikan CAD. Jadi dengan program B20, ada 2 benefitnya karena impor minyak lebih rendah jadi hemat, ekspor kelapa sawit juga naik," tegasnya.

Meski demikian, mantan Deputi Gubernur BI itu mengaku belum menghitung secara persis dampak dari kewajiban penggunaan B20 terhadap pengurangan defisit transaksi berjalan.

"Ini masih dalam pembahasan seberapa besar tentang penghematan mengenai impornya dan kemudian dorongan ekspor itu yang nanti akan dilihat," tegasnya.



(dru) Next Article CAD 2020 Ramping, Awas 2021 Bisa Melar!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular