
Internasional
Starbucks & Alibaba Akan Buka 2.000 Toko di China
Bernhart Farras, CNBC Indonesia
02 August 2018 13:39

Jakarta, CNBC Indonesia - Starbucks telah resmi bekerja sama dengan raksasa e-commerce asal China, Alibaba Group, untuk mempercepat kehadiran digital dan fisik perusahaan minuman itu di Negeri Tirai Bambu, kata Presiden dan CEO Starbucks Kevin Johnson kepada CNBC International hari Rabu (1/8/2018).
Dalam sebuah perjanjian eksklusif, Starbucks akan memanfaatkan seluruh aset Alibaba, termasuk platform layanan antar Ele.me dan jaringan supermarket Hema, untuk memperluas layanan pengiriman di China.
"Kami akan mengintegrasikan toko virtual Starbucks ke properti Alibaba Group," kata Johnson.
"Ini berarti pelanggan yang telah menggunakan Alipay atau Taobao atau Tmall atau Hema dapat langsung terintegrasi dengan toko virtual Starbucks, sama seperti aplikasi mobile yang tertanam otomatis," ujarnya. "Ini membuka lebih dari 500 juta pengguna dari aplikasi tersebut yang dapat langsung mengakses Starbucks."
Starbucks juga akan bekerjasama dengan Ele.me, platform pengiriman makanan yang telah diakuisisi oleh Alibaba tahun ini, untuk membuka 150 toko di Shanghai dan Beijing dan akan memperluas pengiriman ke 2.000 toko di 30 kota "sebelum akhir tahun," dikatakan Johnson.
Di supermarket kecil Hema, Starbucks berencana untuk membuat sampai dengan 600 supermarket kecil, yang dikatakan perusahaan tersebut sebagai "Starbucks Delivery Kitchens" - sebuah tempat yang melayani pesanan pengiriman di area sekitar - dalam beberapa tahun ke depan.
Johnson mengatakan kombinasi kapabilitas teknologi mutakhir Alibaba dan kekuatan ritel Starbucks "akan menjadi akselerator untuk bisnis kami, tidak diragukan lagi."
Di kuartal ketiga tahun fiskal Starbucks, bisnis mereka di China - yang dalam sejarahnya menjadi pendorong pertumbuhan perusahaan - telah sedikit melemah. Ketika pendapatan Starbucks di China mampu naik 17%, penjualan di toko yang sama (same-store sales), yang merupakan ukuran utama kinerja peritel, turun 2%.
"Kebanyakan pertumbuhan transaksi di Cina datang dari pertumbuhan toko baru," kata Johnson. "Sekarang, ya, kami mengalami pengurangan sebesar 2% pada penjualan di toko yang sama pada kuartal lalu, tetapi, Anda tahu, jika ... saya melihat apa yang kami lakukan di sini dengan Alibaba dan roda digital dan kesanggupan pengiriman, ini seperti bahan bakar roket untuk roda digital di China."
Konsumsi kopi di China telah meningkat hampir tiga kali lipat dalam empat tahun terakhir, menurut International Coffee Organization dan Departemen Pertanian Amerika Serikat (AS).
Saham Starbucks ditutup turun 0.88% pada hari Rabu di angka US$ 51.96 (Rp 751.632).
(prm) Next Article Nestle Kucurkan Rp 100 T demi Jual Kopi Starbucks
Dalam sebuah perjanjian eksklusif, Starbucks akan memanfaatkan seluruh aset Alibaba, termasuk platform layanan antar Ele.me dan jaringan supermarket Hema, untuk memperluas layanan pengiriman di China.
"Kami akan mengintegrasikan toko virtual Starbucks ke properti Alibaba Group," kata Johnson.
Starbucks juga akan bekerjasama dengan Ele.me, platform pengiriman makanan yang telah diakuisisi oleh Alibaba tahun ini, untuk membuka 150 toko di Shanghai dan Beijing dan akan memperluas pengiriman ke 2.000 toko di 30 kota "sebelum akhir tahun," dikatakan Johnson.
Di supermarket kecil Hema, Starbucks berencana untuk membuat sampai dengan 600 supermarket kecil, yang dikatakan perusahaan tersebut sebagai "Starbucks Delivery Kitchens" - sebuah tempat yang melayani pesanan pengiriman di area sekitar - dalam beberapa tahun ke depan.
Johnson mengatakan kombinasi kapabilitas teknologi mutakhir Alibaba dan kekuatan ritel Starbucks "akan menjadi akselerator untuk bisnis kami, tidak diragukan lagi."
Di kuartal ketiga tahun fiskal Starbucks, bisnis mereka di China - yang dalam sejarahnya menjadi pendorong pertumbuhan perusahaan - telah sedikit melemah. Ketika pendapatan Starbucks di China mampu naik 17%, penjualan di toko yang sama (same-store sales), yang merupakan ukuran utama kinerja peritel, turun 2%.
"Kebanyakan pertumbuhan transaksi di Cina datang dari pertumbuhan toko baru," kata Johnson. "Sekarang, ya, kami mengalami pengurangan sebesar 2% pada penjualan di toko yang sama pada kuartal lalu, tetapi, Anda tahu, jika ... saya melihat apa yang kami lakukan di sini dengan Alibaba dan roda digital dan kesanggupan pengiriman, ini seperti bahan bakar roket untuk roda digital di China."
Konsumsi kopi di China telah meningkat hampir tiga kali lipat dalam empat tahun terakhir, menurut International Coffee Organization dan Departemen Pertanian Amerika Serikat (AS).
Saham Starbucks ditutup turun 0.88% pada hari Rabu di angka US$ 51.96 (Rp 751.632).
(prm) Next Article Nestle Kucurkan Rp 100 T demi Jual Kopi Starbucks
Most Popular