
Rupiah Lesu di Kurs Acuan, Terlemah Keempat di Spot Asia
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
02 August 2018 10:35

Mengutip kajian Reuters, rupiah memasuki era konsolidasi. Bank Indonesia diperkirakan menjaga dolar AS agar tida menembus Rp 14.460. Jika sudah menembus level itu, maka pelemahan rupiah kemungkinan terus berlanjut.
Rupiah dan mata uang kawasan terhempas oleh kuatnya dolar AS usai rapat The Federal Reserve/The Fed. Jerome Powell dan sejawat tetap mempertahankan suku bunga acuan di 1,75-2%. Namun The Fed memberi sinyal yang lumayan hawkish.
“Pembukaan lapangan kerja begitu besar, angka pengangguran bertahan di tingkat rendah. Konsumsi rumah tangga dan dunia usaha pun tumbuh dengan kuat,” sebut pernyataan The Fed.
Pelaku pasar semakin yakin bahwa The Fed akan menaikkan suku bunga dua kali lagi sampai akhir tahun. Menurut CME Fedwatch, kemungkinan kenaikan Federal Funds Rate pada September mencapai 91,2%. Suku bunga acuan diperkirakan kembali naik pada Desember, dengan probabilitas 64,2%.
Mendapat beking kenaikan suku bunga, dolar AS pun jumawa. Dollar Index (yang menggambarkan posisi greenback di hadapan enam mata uang utama) masih menguat 0,09% pada pukul 10:25 WIB.
Memegang dolar AS akan menguntungkan saat suku bunga naik. Sebab, nilai mata uang ini akan naik karena ekspektasi inflasi terkendali. Selain itu, aset-aset berbasis dolar AS juga menjadi seksi karena menawarkan imbalan yang lebih tinggi.
Untuk saat ini, dolar AS masih masih sulit ditandingi. Tanpa sentimen domestik yang signifikan, rupiah pun terseret arus apresiasi greenback yang terjadi secara massal.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Rupiah dan mata uang kawasan terhempas oleh kuatnya dolar AS usai rapat The Federal Reserve/The Fed. Jerome Powell dan sejawat tetap mempertahankan suku bunga acuan di 1,75-2%. Namun The Fed memberi sinyal yang lumayan hawkish.
“Pembukaan lapangan kerja begitu besar, angka pengangguran bertahan di tingkat rendah. Konsumsi rumah tangga dan dunia usaha pun tumbuh dengan kuat,” sebut pernyataan The Fed.
Mendapat beking kenaikan suku bunga, dolar AS pun jumawa. Dollar Index (yang menggambarkan posisi greenback di hadapan enam mata uang utama) masih menguat 0,09% pada pukul 10:25 WIB.
Memegang dolar AS akan menguntungkan saat suku bunga naik. Sebab, nilai mata uang ini akan naik karena ekspektasi inflasi terkendali. Selain itu, aset-aset berbasis dolar AS juga menjadi seksi karena menawarkan imbalan yang lebih tinggi.
Untuk saat ini, dolar AS masih masih sulit ditandingi. Tanpa sentimen domestik yang signifikan, rupiah pun terseret arus apresiasi greenback yang terjadi secara massal.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular