BI Luncurkan IndONIA Malam Ini, 'Barang' Apa Itu?

Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
01 August 2018 15:45
Bank Indonesia (BI) secara resmi memperkenalkan suku bunga acuan baru untuk pasar uang antar bank (PUAB) bertenor 1 malam
Foto: CNBC Indonesia
Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) secara resmi memperkenalkan suku bunga acuan baru untuk pasar uang antar bank (PUAB) bertenor 1 malam (overnight) atau Indonesia Overnight Index Average (IndONIA).

Kepala Departemen Pendalaman Pasar Keuangan BI Yoga Affandi mengungkapkan, IndONIA akan secara resmi meluncur pada malam ini, Rabu (1/8/2018) pukul 19:30 WIB di website bank sentral, dan berlaku efektif pada hari yang sama.

"Ini adalah upaya menyempurnakan suku bunga transaksi PUAB berdasarkan pinjam meminjam antar bank," ungkap Yoga dalam konferensi pers di gedung BI, Rabu (1/8/2018).

Dalam tahapannya, IndONIA akan menggantikan suku bunga acuan PUAB tenor satu malam yang selama ini mengacu pada Jakarta Interbank Offered Rate (JIBOR). Sementara JIBOR tenor 1 minggu, 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, dan 12 bulan akan tetap berlaku.

Yoga mengatakan, IndONIA tenor satu malam tidak akan langsung menggantikan JIBOR. Menurut dia, akan ada masa transisi hingga 1 Januari 2019 mendatang, sebelum IndONIA satu malam benar-benar menggantikan JIBOR.

"Ini adalah bagian dari upaya untuk meningkatkan kredibilitas suku bunga PUAB," jelasnya.

Melalui peluncuran IndONIA, bank sentral berharap, kebijakan ini bisa menjadi referensi yang jauh lebih transparan dalam menetapkan bunga kredit perbankan agar mempercepat efektivitas transmisi kebijakan moneter BI.

Pada dasarnya, IndONIA nantinya akan menjadi basis bagi pasar untuk menciptakan instrumen overnight index swap (OIS). Setelah terbetuk, maka pasar akan memiliki instrumen hedging yang baru bernama (Interest Rate Swap).

"Kami ingin memperbaiki efektivitas kebijakan moneter. Kalau ada benchmark yang kredibel dan dijadikan referensi, akan sangat baik," pungkasnya.



Referensi suku bunga di PUAB yang awalnya berbasiskan kuotasi, akan menjadi transaksi. Dengan berbasiskan transaksi, maka bunga yang tercermin dalam PUAB akan jauh lebih kredibel dan tidak didominasi oleh bank tertentu.

"Kami ingin transaksi derivatif ini akan menguntungkan orang-orang yang bunganya ada di floating rate," kata Yoga.

Yoga menjelaskan, IndONIA memang dalam jangka pendek hanya akan dijadikan basis acuan untuk transaksi bertenor satu malam. Namun dalam jangka panjang, bank sentral akan membuat IndONIA sebagai referensi untuk transaksi dalam jangka waktu panjang.

Misalnya, ketika nasabah bank memiliki suatu tunggakan kredit dengan suku bunga mengambang (floating), maka nasabah yang bersangkutan bisa meminta pihak bank untuk diubah menjadi suku bunga tetap (fix).

Itupun, dengan catatan bank memiliki sumber pendanaan yang tetap. "Bank itu bisa menghubungi orang yang asetnya tetap. Jadi orang yang dananya di suku bunga mengambang, bisa dipertemukan dengan yang kewajiban suku bunga tetap," jelasnya.





(dru) Next Article Pengumuman! Bunga Acuan BI Sudah Hampir Capai Puncaknya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular