Isu Politik Jelang Pemilu Jadi Risiko Buat Rupiah

Sementara sentimen domestik yang bisa menjadi risiko buat rupiah adalah defisit transaksi berjalan (current account deficit). Ada kemungkinan defisit ini akan membengkak seiring kebutuhan impor yang meningkat seiring pemulihan ekonomi nasional. 

Defisit transaksi berjalan bisa menjadi risiko besar bagi rupiah. Pasalnya, Indonesia akan sulit mendapatkan devisa dari ekspor-impor barang dan jasa sehingga penguatan rupiah lebih mengandalkan investasi portofolio yang mudah keluar-masuk. Rupiah jadi rentan terhadap fluktuasi bila terlalu mengandalkan aliran modal portofolio alias hot money. 

Risiko kedua adalah faktor politik. Indonesia akan segera memasuki fase penting dalam demokrasi yaitu Pemilihan Legislatif dan Pemilihan Presiden tahun depan. Aura kontestasi ini sudah terasa sejak sekarang. 

Sektor ekonomi pun tidak luput dari dinamika ini. Perkembangan-perkembangan ekonomi tidak jarang dijadikan 'komoditas' politik. 

"Saya rasa dalam siklus politik kita tetap jaga sektor keungan dan perekonomian tetap stabil dan berkelanjutan. Dalam dinamika dalam siklus politik yang tadinya ada normal bisa jadi isu," tegas Sri Mulyani.  

Oleh karena itu, Sri Mulyani berpesan agar masyarakat menyaring isu-isu yang beredar. Ini perlu dilakukan agar perekonomian bisa berjalan dengan tenang tanpa terbeban isu-isu politik. 

"Dalam kondisi teknologi cepat menyebarkan isu, kami jaga-jaga agar masyarakat dan perekonomian tidak kena dampak isu-isu politik menjelang pemilu. Kita akan fokus menjaga stabilitas keuangan, termasuk berasal dr eksternal dan internal agar tidak menggangu ekonomi secara keseluruhan," jelas Sri Mulyani. 

(aji/aji)

Pages

Show All