Internasional

Sejengkal Lagi Apple Miliki Kapitalisasi Pasar Rp 14.400 T

Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
31 July 2018 16:56
Untuk memiliki valuasi US$1 triliun harga saham Apple harus naik 7% dari harga pada perdagangan Senin (30/7/2018) sebesar US$189,91 per saham.
Foto: REUTERS/Heinz-Peter Bader
Jakarta, CNBC Indonesia - Apple Inc akan merilis kinerja keuangan kuartalan pada Selasa (31/7/2018). Banyak pihak memperkirakan laporan tersebut akan menjadi sejarah baru bagi Apple karena akan memiliki kapitalisasi pasar mencapai US$1 triliunan atau setara Rp 14.400 triliun.

Untuk memiliki kapitalisasi pasar triliunan dolar, saham Apple harus naik sekitar 7% dari harga pada perdagangan Senin (30/7/2018) sebesar US$189,91 (Rp 2,74 juta) per saham.

Pasar sangat menunggu berita penjualan iPhone dan bagaimana perusahaan itu menghindari perang dagang antara AS dan China.

Perang dagang yang dicetuskan Presiden Donald Trump di antaranya adalah tarif 25% pada US$34 miliar barang-barang China, beberapa rencana penerapan tarif lainnya, dan tarif tinggi pada baja dan aluminium, yang memprovokasi China dan negara lainnya untuk membalas dengan menetapkan bea impor atas barang-barang AS.

Perusahaan yang berbasis di Silicon Valley ini diperkirakan akan memperkenalkan model iPhone baru di musim gugur, sebuah kebiasaan yang dilakukan perusahaan setiap tahun menjelang musim belanja dan liburan akhir tahun.
 
Penjualan iPhone di kuartal ini bagus karena banyak penggemar secara historis membeli ponsel dalam beberapa bulan sebelumnya, serta banyaknya orang yang ingin memiliki iPhone model baru.
 
Penghasilan Apple cenderung solid, dengan rata-rata iPhone terjual naik karena pembeli memilih iPhone X yang paling top.
 
Miliaran dolar yang dikeluarkan Apple untuk membeli kembali saham dapat membantu mendorong perusahaan melewati tanda bernilai (value mark) triliunan dolar di pasar saham.
 
Awal tahun ini, Apple mengumumkan akan membeli kembali sahamnya senilai US$100 miliar, dilansir dari AFP.
 
Bisnis Apple terus berkembang, meskipun ada tuduhan membuat anak muda kecanduan smartphone, memperlambat kinerja iPhone lama untuk memotivasi pemilik meng-upgrade ponselnya dan mengesampingkan pajak dengan menempatkan uangnya di negara-negara surga pajak (tax havens).
 
Pasar akan mengawasi untuk melihat apakah program penggantian baterai dan perubahan perangkat lunak untuk meningkatkan kinerja iPhone lama akan merugikan perusahaan.
 
Apple telah berkonflik dengan pemerintah AS karena tidak memberikan akses kepada untuk mengintip data iPhone, dan bangga karena tidak menghasilkan uang dari informasi pribadi orang lain seperti penargetan iklan perusahaan seperti Facebook.
 
Apple telah memperoleh kembali modal yang dikeluarkan dari bisnis musik, aplikasi, game, langganan, dan layanan yang dijualnya kepada orang-orang yang menggunakan perangkatnya.
 
Uang yang dihasilkan dari layanan dipandang sebagai elemen penting dari diversifikasi yang jauh yang bukan berasal dari penjualan iPhone.
 
Kenaikan 31% dalam layanan menjadi US$9,2 miliar dalam tiga bulan pertama tahun ini diikuti lonjakan besar di Apple Pay, Apple Music dan program lainnya.



(roy/roy) Next Article Punya Valuasi Rp 12.870 T, Amazon.com Ancam Posisi Apple Inc

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular