Rugi Kurs Tekan Kinerja Sinar Mas Agro

Irvin Avriano A., CNBC Indonesia
31 July 2018 16:08
Faktor beban usaha terbesar adalah rugi kurs yang mencapai Rp 642 miliar dari sebelumnya untung selisih kurs Rp 81 miliar.
Foto: REUTERS/Samsul Said
Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten sawit Grup Sinar Mas, PT Sinar Mas Agro Resources & Technology Tbk (SMAR), membukukan rugi bersih Rp 187 miliar pada semester I-2018, berbalik dari laba bersih Rp 552 miliar pada semester I-2017.

Penyebab utama dari rugi bersih tersebut adalah kenaikan beban usaha hingga lebih dari dua kali lipat, tepatnya 109,12% menjadi Rp 1,49 triliun dari Rp 713 miliar pada periode yang sama.

Faktor beban usaha terbesar adalah rugi kurs yang mencapai Rp 642 miliar dari sebelumnya untung selisih kurs Rp 81 miliar.

Penurunan kinerja juga sudah tampak pada kinerja laba bruto perseroan, di mana penurunan terjadi sebesar 8,66% menjadi Rp 1,88 triliun dari sebelumnya Rp 2,06 triliun.

Puncaknya adalah adalah pada sisi pendapatan, yang memang tumbuh sangat minim sebesar 2% menjadi Rp 17,68 triliun dari Rp 17,33 triliun.

Rugi Kurs
Dari kacamata kuartalan, kinerja emiten juga dapat lebih terlihat pada sisi rugi kurs perseroan yang meroket melonjak menjadi Rp 793 miliar dari periode sebelumnya yang justru meraih keuntungan kurs Rp 151 miliar.

Hal ini tentunya tak lepas dari depresiasi rupiah yang terjadi pada medio kuartal II-2018 hingga 4,11%. Mata uang garuda melemah hingga Rp 14.325 dari sebelumnya Rp 13.760 di hadapan dolar Amerika Serikat.

Hasilnya, tentu laba bersih (bottom line) produsen minyak goreng Filma justru berbalik menelurkan rugi bersih Rp 268 miliar dari sebelumhya laba Rp 81 miliar.

Dari pos pendapatan, kinerja anak usaha utama Golden Agri Resources Ltd (GAR) tersebut juga tidak banyak membantu karena hanya tumbuh tipis 8,38% menjadi Rp 9,19 triliun pada kuartal II-2018. Sebelumhya, pendapatan emiten dibukukan Rp 8,48 triliun pada kuartal I-2018.

Pertumbuhan beban pokok penjualan juga lebih cepat dibanding pendapatan, yaitu 9,23% menjadi Rp 8,24 triliun dari sebelumnya Rp 7,55 triliun. Peningkatan yang lebih cepat itu membuat laba bruto perseroan hanya tumbuh 1,71% menjadi Rp 952 miliar dari Rp 936 miliar.

TIM RISET CNBC INDONESIA
(hps) Next Article Kuartal I-2019: Awan Kelabu Industri Sawit Indonesia

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular