
Indonesia Bebas Tarif Impor AS, Harga Saham Baja Melesat
Houtmand P Saragih, CNBC Indonesia
27 July 2018 10:43

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga saham-saham produsen baja nasional naik kencang pada perdagangan pagi ini setelah ada wacana Indoensia bisa dikecualikan sebagai negara yang tidak kena tarif impor 25% yang dikenakan Amerika Serikat.
Harga saham PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) pada perdagangan pagi ini tercatat naik 3,18% ke level Rp 454/saham. Lalu Saham PT Gunawan Dianjaya Steel Tbk (GDST) naik 1,85% ke level Rp 270/saham.
Kemudian saham PT Jakarta Kyoei Steel Work Tbk (JKSW) naik 1,32% ke level Rp 77/saham dan saham PT Jayapari Steel Tbk (JPRS) naik 9,49% ke level Rp 300/saham.
Sebelumnya, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menyampaikan baru bertemu dengan Menteri Perdagangan Amerika Serikat (AS) Wilbur Ross. Dalam pertemuan di Washington itu, kedua menteri membicarakan isu-isu ekspor dan impor antarkedua negara.
Salah satu isu yang dibicarakan adalah soal Kebijakan Presiden Donald Trump soal tarif impor 25% untuk baja dan 10% untuk aluminium. Enggar menyampaikan kepada Ross agar Indonesia dikecualikan dari pemberlakuan tarif tersebut.
"Produk besi baja dan aluminium dari Indonesia bukanlah pesaing produk lokal di AS. Besi baja dan aluminium produksi Indonesia berbeda dengan yang diproduksi di AS dan pengsa pasarnya berbeda," kata Enggar dalam keterangannya seperti dikutip Jumat (27/7/2018).
Merespons hal tersebut, Ross menyatakan bahwa pertimbangan positif akan diberikan jika produk Indonesia tersebut spesifik dan tidak diproduksi oleh industri dalam negeri AS.
Sebelumnya, Mendag Enggar juga bertemu dengan para importir baja AS yang hadir.
Importir AS itu, menurut Kemendag, mengakui produk Indonesia berkualitas baik dan produk tersebut memang tidak diproduksi oleh AS. Sehingga, hal tersebut semestinya tidak menjadi ancaman bagi industri baja AS.
"Produk AS dan produk Indonesia dapat berperan secara komplementer di pasar AS. Hal ini sudah terlihat dari peran baja dan aluminium Indonesia yang telah menjadi bagian dalam sistem manajemen pasokan di AS," kata Mendag.
(hps/roy) Next Article Mulai Esok, Perdagangan Saham Jaya Pari Dihentikan
Harga saham PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) pada perdagangan pagi ini tercatat naik 3,18% ke level Rp 454/saham. Lalu Saham PT Gunawan Dianjaya Steel Tbk (GDST) naik 1,85% ke level Rp 270/saham.
Salah satu isu yang dibicarakan adalah soal Kebijakan Presiden Donald Trump soal tarif impor 25% untuk baja dan 10% untuk aluminium. Enggar menyampaikan kepada Ross agar Indonesia dikecualikan dari pemberlakuan tarif tersebut.
"Produk besi baja dan aluminium dari Indonesia bukanlah pesaing produk lokal di AS. Besi baja dan aluminium produksi Indonesia berbeda dengan yang diproduksi di AS dan pengsa pasarnya berbeda," kata Enggar dalam keterangannya seperti dikutip Jumat (27/7/2018).
Merespons hal tersebut, Ross menyatakan bahwa pertimbangan positif akan diberikan jika produk Indonesia tersebut spesifik dan tidak diproduksi oleh industri dalam negeri AS.
Sebelumnya, Mendag Enggar juga bertemu dengan para importir baja AS yang hadir.
Importir AS itu, menurut Kemendag, mengakui produk Indonesia berkualitas baik dan produk tersebut memang tidak diproduksi oleh AS. Sehingga, hal tersebut semestinya tidak menjadi ancaman bagi industri baja AS.
"Produk AS dan produk Indonesia dapat berperan secara komplementer di pasar AS. Hal ini sudah terlihat dari peran baja dan aluminium Indonesia yang telah menjadi bagian dalam sistem manajemen pasokan di AS," kata Mendag.
(hps/roy) Next Article Mulai Esok, Perdagangan Saham Jaya Pari Dihentikan
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular