Riset UOB: Rupiah Tembus 14.700/US$, Bunga BI Naik 50 bps

Alfado Agustio, CNBC Indonesia
26 July 2018 17:44
Di tengah gejolak perekonomian global, ada harapan pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2018 tetap tumbuh di atas 5%.
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto
Jakarta, CNBC Indonesia - Di tengah gejolak perekonomian global, ada harapan pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2018 tetap tumbuh di atas 5%. Adalah Proyeksi Bank UOB Indonesia yang memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun ini mencapai 5,3%.

Menurut Chief Economist Bank UOB Indonesia, Enrico Tanuwidjaya, proyeksi tersebut didasari oleh beberapa hal diantaranya kekuatan fundamental makro, permintaan dalam negeri yang tinggi, serta semakin membaiknya sektor eksternal, seperti posisi cadangan devisa yang lebih tinggi dan lebih baiknya pengelolaan defisit transaksi berjalan.

"Kelebihan-kelebihan ini akan membuat ekonomi Indonesia akan tahan terhadap gejolak-gejolak global yang ada, termasuk negara-negara berkembang lainnnya", cetus Enrico dalam risetnya seperti dikutip, Kamis (26/7/2018).

"Adanya gejolak global, tidak lepas dari beberapa faktor di antaranya perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China, Kenaikan suku bunga acuan oleh The Federal Reserve/The Fed yang agresif hingga kejadian geopolitik di pasar global" papar Enrico.

Dalam menghadapi gejolak ini, Enrico menilai Bank Indonesia (BI) sudah melakukan respons yang tepat. Arah kebijakan moneter BI sudah cenderung hawkish mengimbangi arah kebijakan The Fed yang agresif. Dalam tiga bulan terakhir, BI telah menaikkan suku bunga acuan hingga 100 basis poin (bps)

Dengan Proyeksi kenaikan suku bunga acuan The Fed hingga 4 kali pada tahun ini, maka kemungkinan BI akan kembali merespon dengan kenaikan suku bunga acuan.

"Kami memperkirakan BI akan menaikkan suku bunga acuan hingga 50 bps hingga akhir tahun 2018," kata Enrico.

Sementara untuk pergerakan rupiah, Enrico memperkirakan rupiah akan melemah dan stabil di kisaran 14.700/US$ pada akhir tahun 2018. Pelemahan tersebut diperkirakan akan terus berlanjut hingga Rp 14.900/US$ pada pertengahan tahun 2019.

Terkait fundamental ekonomi Indonesia, Enrico mengapresiasi inovasi pemerintah dengan meluncurkan Online Single Submission (OSS) guna mempercepat proses perizinan di Indonesia. Bentuk reformasi kebijakan ini akan mendorong ekonomi Indonesia akan lebih berdaya saing dan mampu bertahan di tengah gejolak global saat ini.

(dru) Next Article BI Cerita Tekanan Dahsyat dari Global yang Mendera RI

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular