Rupiah Menguat di Kurs Acuan, Wajib Waspada di Pasar Spot

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
25 July 2018 10:22
Rupiah Menguat di Kurs Acuan, Wajib Waspada di Pasar Spot
Foto: REUTERS/Willy Kurniawan
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat di kurs acuan. Sementara di pasar spot, rupiah pun menguat meski semakin tipis. 

Pada Rabu (25/7/2018), kurs acuan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate/Jisdor berada di Rp 14.515. Rupiah menguat 0,18% dibandingkan posisi hari sebelumnya. 

Rupiah Menguat di Kurs Acuan, Wajib Waspada di Pasar SpotJisdor (Reuters)

Di pasar spot, rupiah juga masih menguat. Pada pukul 10:06 WIB, US$ 1 dihargai Rp 14.520. Rupiah masih menguat, tetapi hanya 0,03%. Saat pembukaan pasar, rupiah menguat sampai 0,21%. 

Rupiah perlu waspada karena dolar AS mulai bangun dari tidur. Di Asia, greenback mulai membalikkan keadaan dengan penguatan. Padahal sebelumnya mata uang Negeri Paman Sam cenderung tertekan di Benua Kuning. 


Berikut perkembangan nilai tukar mata uang utama Asia terhadap greenback pada pukul 10:9 WIB, mengutip Reuters: 

Mata UangBid TerakhirPerubahan (%)
Yen Jepang111,29-0,09
Yuan China6,80-0,17
Won Korea Selatan1.127,70-0,11
Dolar Taiwan30,64-0,11
Dolar Hong Kong7,84+0,02
Rupee India68,94-0,15
Riggit Malaysia4,06+0,05
Dolar Singapura1,36-0,06
Baht Thailand33,39-0,06
Peso Filipina53,40-0,26
 

Dollar Index, yang mencerminkan posisi greenback di hadapan enam mata uang utama, menguat tipis 0,01% pada pukul 10:11 WIB. Penguatan ini bisa jadi menandai kebangkitan dolar AS. 

Sepertinya investor mulai mencerna data-data ekonomi AS terbaru. Indeks manufaktur AS pembacaan kedua periode Juli 2018 tercatat meningkat menjadi 55,5, di atas ekspektasi pasar sebesar 55,1. Capaian bulan sebelumnya direvisi ke atas menjadi 55,4 dari sebelumnya 54,6. 

Sementara itu, indeks manufaktur The Federal Reseve/The Fed Richmond Juli 2018 mendatar di angka 20. Namun ini sudah mengungguli ekspektasi pasar yang memperkirakan di angka 18. 

Data-data terbaru ini menunjukkan bahwa pemulihan ekonomi AS terus berlangsung. Pada kuartal II-2018, konsensus pasar yang dihimpun Reuters memperkirakan ekonomi AS tumbuh 4,1%. Sementara The Federal Reserve/The Fed dalam proyeksi terbarunya keluaran 18 Juli berada di angka 4,5%. 

Pemulihan ekonomi AS berarti semakin besar kemungkinan The Fed untuk lebih agresif dalam menaikkan suku bunga acuan demi menjangkar ekspektasi inflasi. Kabar ini bisa menjadi bahan bakar laju dolar AS, yang harus diwaspadai pelaku pasar. 

TIM RISET CNBC INDONESIA



(aji/aji) Next Article Penampakan di Money Changer, Saat Rupiah di Atas 14.800/US$

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular