Waspada, Rupiah Bisa Saja Bergerak ke Level 14.700/US$
Rivi Satrianegara, CNBC Indonesia
24 July 2018 15:25
Jakarta, CNBC Indonesia - Kondisi ekonomi global terus membuat nilai tukar rupiah bergejolak. Kurs rupiah masih bergerak melemah pada perdagangan siang ini (24/7/2018). Pukul 14:00 WIB, US$ 1 di pasar spot ditransaksikan di Rp 14.555.
Tidak tertutup kemungkinan nilai tukar rupiah menyentuh Rp 15.000 bila negara tidak mengambil tindakan tepat. Hal itu disampaikan oleh Ekonom dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Bhima Yudhistira Adhinegara.
"Prediksinya bergerak di Rp 14.700, dengan catatan Bank Indonesia (BI) konsisten melakukan intervensi cadangan devisa dan menaikkan bunga acuan 25 basis poin (bps) lagi pada saat Fed rate naik," kata Bhima kepada CNBC Indonesia, Selasa (24/7/2018).
"Selain itu, langkah Pemerintah penting untuk melakukan stimulus fiskal dan lakukan kebijakan pro stabilisasi rupiah termasuk pengendalian impor. Tanpa respons cepat dari sisi fiskal dan moneter, batas psikologis Rp 15.000 bisa jebol," imbuhnya.
Selain tekanan dari sisi global hingga tahun depan, Bhima mengingatkan Indonesia juga tengah memasuki tahun politik yang memberi dampak pada menjadi kurang atraktifnya market. Pada tahun politik, dia sebut investor menghindari pasar khususnya portofolio.
Masih terkait tahun politik, Bhima juga mengingatkan bahwa isu pelemahan rupiah mudah sekali untuk dipolitisasi. Maka dari itu, analisis terhadap pelemahan rupiah dia sebut harus dilakukan secara hati-hati.
"Ada yang membandingkan kalau rupiah [per dolar AS] sampai Rp 14.680 maka akan terjadi krisis seperti 1998 karena kurs itu terendah sejak 20 tahun lalu. Nah analisis dengan data yang kurang akurat itu alias cocoklogi bisa berbahaya. Ini biasanya dilempar oleh politisi untuk ambil suara. Tahun politik semuanya bisa dipolitisasi," ungkap Bhima.
(dru) Next Article Pengumuman! Bunga Acuan BI Sudah Hampir Capai Puncaknya
Tidak tertutup kemungkinan nilai tukar rupiah menyentuh Rp 15.000 bila negara tidak mengambil tindakan tepat. Hal itu disampaikan oleh Ekonom dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Bhima Yudhistira Adhinegara.
"Prediksinya bergerak di Rp 14.700, dengan catatan Bank Indonesia (BI) konsisten melakukan intervensi cadangan devisa dan menaikkan bunga acuan 25 basis poin (bps) lagi pada saat Fed rate naik," kata Bhima kepada CNBC Indonesia, Selasa (24/7/2018).
Selain tekanan dari sisi global hingga tahun depan, Bhima mengingatkan Indonesia juga tengah memasuki tahun politik yang memberi dampak pada menjadi kurang atraktifnya market. Pada tahun politik, dia sebut investor menghindari pasar khususnya portofolio.
Masih terkait tahun politik, Bhima juga mengingatkan bahwa isu pelemahan rupiah mudah sekali untuk dipolitisasi. Maka dari itu, analisis terhadap pelemahan rupiah dia sebut harus dilakukan secara hati-hati.
"Ada yang membandingkan kalau rupiah [per dolar AS] sampai Rp 14.680 maka akan terjadi krisis seperti 1998 karena kurs itu terendah sejak 20 tahun lalu. Nah analisis dengan data yang kurang akurat itu alias cocoklogi bisa berbahaya. Ini biasanya dilempar oleh politisi untuk ambil suara. Tahun politik semuanya bisa dipolitisasi," ungkap Bhima.
(dru) Next Article Pengumuman! Bunga Acuan BI Sudah Hampir Capai Puncaknya
Tags
Related Articles
Recommendation
Most Popular