
Trump Makin Agresif, Bursa Eropa Dibuka di Zona Merah
Houtmand P Saragih, CNBC Indonesia
23 July 2018 15:10

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Eropa pada perdagangan hari ini dibuka terkoreksi. Investor tampaknya khawatir dengan perkembangan perang dagang dan mata uang yang semakin kentara.
Indeks FTSE 100 di London dibuka terkoreksi 0,3% ke level 7.655,09, indeks CAC 40 di Paris turun 0,3% ke elvel 5.382,86 dan indeks DAX 30 di Frankfurt terpeleset 0,4% ke level 12.510,23 pada pembukaan perdagangan awal pekan.
Presiden AS Donald Trump semakin rajin mengancam dengan pengenaan bea masuk terhadap produk-produk China. Terakhir, AS mengenakan bea masuk 25% kepada 818 produk China senilai US$ 34 miliar.
Ancaman Trump berikutnya adalah dia siap menambah bea masuk bagi importasi produk China senilai US$ 500 miliar, itulah yang dimaksud dengan 500. Saat ditanya apakah Trump mengetahui bahwa tindakannya membuat pasar jatuh, eks taipan properti itu bergeming.
Tidak hanya China, Trump pun 'menembakkan' keluhan ke segala penjuru. Di dalam negeri, korban terbarunya adalah The Fed.
Trump menilai pengetatan moneter oleh The Fed akan menghambat pemulihan ekonomi Negeri Adidaya. Kenaikan suku bunga yang diperkirakan mencapai empat kali sepanjang 2018 membuat dolar AS menguat sendirian, dan itu membuat ekspor AS kurang kompetitif.
"China, Uni Eropa, dan lainnya telah memanipulasi mata uang mereka dan suku bunga ditekan serendah mungkin. Sementara AS menaikkan suku bunga dan dolar AS semakin kuat, menyebabkan kita tidak kompetitif. Seperti biasa, bukan sebuah kesetaraan (level playing field)," cuit Trump melalui Twitter.
(hps/gus) Next Article Pembukaan Perdagangan, Bursa Eropa Melemah Tipis
Indeks FTSE 100 di London dibuka terkoreksi 0,3% ke level 7.655,09, indeks CAC 40 di Paris turun 0,3% ke elvel 5.382,86 dan indeks DAX 30 di Frankfurt terpeleset 0,4% ke level 12.510,23 pada pembukaan perdagangan awal pekan.
Presiden AS Donald Trump semakin rajin mengancam dengan pengenaan bea masuk terhadap produk-produk China. Terakhir, AS mengenakan bea masuk 25% kepada 818 produk China senilai US$ 34 miliar.
Tidak hanya China, Trump pun 'menembakkan' keluhan ke segala penjuru. Di dalam negeri, korban terbarunya adalah The Fed.
Trump menilai pengetatan moneter oleh The Fed akan menghambat pemulihan ekonomi Negeri Adidaya. Kenaikan suku bunga yang diperkirakan mencapai empat kali sepanjang 2018 membuat dolar AS menguat sendirian, dan itu membuat ekspor AS kurang kompetitif.
"China, Uni Eropa, dan lainnya telah memanipulasi mata uang mereka dan suku bunga ditekan serendah mungkin. Sementara AS menaikkan suku bunga dan dolar AS semakin kuat, menyebabkan kita tidak kompetitif. Seperti biasa, bukan sebuah kesetaraan (level playing field)," cuit Trump melalui Twitter.
(hps/gus) Next Article Pembukaan Perdagangan, Bursa Eropa Melemah Tipis
Most Popular