Dana Asing Keluar Rp 50 T dari Pasar Saham, Ini Alasannya

Monica Wareza, CNBC Indonesia
23 July 2018 12:58
Ini membuat pasar saham domestik volatile, dan investor masih belum yakin untuk masuk dengan horizon investasi jangka panjang.
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto
Jakarta, CNBC Indonesia - Sepanjang tahun ini asing terus melakukan aksi jual di pasar saham Indonesia. Ini membuat pasar saham domestik volatile, dan investor masih belum yakin untuk masuk dengan horizon investasi jangka panjang.

Nilai jual bersih investor asing dari awal tahun hingga akhir pekan lalu mencapai Rp 50,9 triliun. Ini membuat tingginya aliran dana keluar (capital outflow) yang besar, tak hanya dari saham tetapi juga dari instrumen keuangan lainnya.

Analis Koneksi Capital Alfred Nainggolan mengatakan aksi jual yang dilakukan asing ini mulai terjadi sejak Februari 2018 lalu. Faktor utama yang menyebabkan investor asing keluar dari pasar saham Indonesia adalah karena Bank Sentral Amerika Serikat atau The Federal Reserve (The Fed) berencana menaikkan suku bunga acuan sebanyak empat kali tahun ini.

"Faktornya karena efek rencana agresif The Fed menaikkan suku bunganya, tidak hanya tahun ini tapi juga di 2019 dan 2020. Ini menjadi faktor yang memicu capital outflow dan akan disertai melemahnya nilai tukar ," kata Alfred kepada CNBC Indonesia, Senin (23/7).

Kenaikan suku bunga di Amerika Serikat ini membuat asing lebih memilih untuk berinvestasi di instrumen investasi yang aman (safe haven), seperti di instrumen investasi yang ada di negeri Paman Sam tersebut.
Selain itu, perang dagang antara AS-China dan AS-Uni Eropa yang makin memanas juga menjadi pemicu investor asing keluar dari pasar saham negara berkembang. Presiden Trump juga semakin agresif menyerang patner dagangnya, tak hanya sola bea masuk tapi sekarang sudah menyerang ke perang mata uang.

Sementara itu, Kepala Riset Paramitra Alfa Sekuritas Kevin Juido Hutabarat mengatakan bahwa capital outflow ini juga tak lepas dari aksi ambil untung (profit taking) yang dilakukan oleh asing atas portofolionya di dalam negeri.

IHSG sempat menyentuh level 6.500 poin di awal tahun ini, investor asing masih melakukan aksi profit taking yang berkelanjutan. "Sejak tahun lalu kan ada inflow untuk saham-saham bank dan konsumer yang membuat IHSG melambung karena ada bobotnya," kata Kevin saat dihubungi CNBC Indonesia.

Dia menjelaskan jumlah dana keluar di setengah tahun ini lebih besar jika dibanding dengan full year tahun lalu yang hanya sedikit lebih besar Rp 40 triliun karena karena nilai portofolio asing yang juga tak bisa dibilang sedikit di pasar saham Indonesia.

Aksi jual yang dilakukan asing ini bisa dibilang berbanding terbalik dengan kondisi fundamental dari saham-saham emiten. Dari beberapa emiten yang sudah mengeluarkan laporan keuangan paruh pertama 2018 ini bisa dibilang semuanya memiliki kinerja relatif membaik.
(hps/hps) Next Article Sempat Tertekan, IHSG Kembali Menghijau

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular