Rupiah Menguat di Kurs Acuan, Tapi Terancam di Pasar Spot

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
23 July 2018 10:28
The Fed Tetap Tenang di Tengah Ancaman Trump
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Dolar AS sempat defensif akibat pernyataan Presiden AS Donald Trump menilai pengetatan moneter oleh The Federal Reserve/The Fed akan menghambat pemulihan ekonomi Negeri Adidaya. Kenaikan suku bunga yang diperkirakan mencapai empat kali sepanjang 2018 membuat dolar AS menguat sendirian, akibatnya ekspor AS kurang kompetitif. 

"China, Uni Eropa, dan lainnya telah memanipulasi mata uang mereka dan suku bunga ditekan serendah mungkin. Sementara AS menaikkan suku bunga dan dolar AS semakin kuat, menyebabkan kita tidak kompetitif. Seperti biasa, bukan sebuah kesetaraan (level playing field)," cuit Trump melalui Twitter. 

Pernyataan ini lagi-lagi menimbulkan kekhawatiran di pasar. Investor khawatir independensi bank sentral bisa diterobos oleh kebijakan Trump yang cenderung proteksionis. Intervensi pemerintah terhadap bank sentral adalah hal yang agak haram di dunia keuangan, sehingga membuat pelaku pasar cemas. 

Namun The Fed cukup tenang menghadapi serangan Trump. Bahkan mereka dengan tegas menolak segala bentuk intervensi politik dalam kebijakan moneter. 

"Kami tidak memasukkan faktor politik dalam pertimbangan (kebijakan)," tegas Jerome Powell, Gubernur The Fed, dalam sebuah acara radio, dikutip dari Reuters. 

"Orang-orang boleh berkomentar, termasuk Bapak Presiden dan para politisi lainnya. Namun keputusan dan kebijakan terbaik ditentukan oleh Komite," kata James Bullard, Presiden The Fed St Louis. 

Komentar para petinggi The Fed ini bisa melegakan pasar bahwa bank sentral AS akan tetap pada arah kebijakan yang sudah diperkirakan, yaitu menaikkan suku bunga acuan dua kali sampai akhir tahun. Dengan begitu, kenaikan suku bunga acuan menjadi empat kali sepanjang 2018. 

Perkembangan ini bisa menjadi suntikan energi bagi dolar AS. Dengan sokongan penuh dari The Fed, kenaikan suku bunga kemungkinan besar masih akan terjadi dan mendorong laju penguatan greenback.  

Kenaikan suku bunga akan membuat berinvestasi di AS menjadi menarik karena memperoleh imbal hasil yang lebih. Aliran modal masuk ini akan menjadi fondasi bagi penguatan dolar AS. 

Jika benar dolar AS akan menguat, maka mata uang lainnya akan terancam. Rupiah pun bisa tertekan bila dolar AS kembali garang.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular