Rupiah Bergerak Menguat, Saham-Saham Perbankan Jadi Buruan

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
23 July 2018 09:56
Saham-saham emiten perbankan menjadi buruan investor pada pagi hari ini.
Foto: Muhammad Sabki
Jakarta, CNBC Indonesia - Saham-saham emiten perbankan menjadi buruan investor pada pagi hari ini seperti PT Bank Negara Indonesia Tbk/BBNI (+2,41%), PT Bank Mandiri Tbk/BMRI (+2,36%), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk/BBRI (+1,68%), dan PT Bank Tabungan Negara Tbk/BBTN (+1,33%).

Seiring dengan penguatan saham-saham emiten perbankan, sektor jasa keuangan menguat hingga 1,35%, menjadikannya kontributor terbesar bagi penguatan IHSG yang sebesar 0,62%.

Aksi beli salah satunya dilakukan investor lantaran saham-saham tersebut sudah tertekan sepanjang pekan lalu, seiring dengan kinerja keuangan dari BMRI dan BBTN yang mengecewakan.

Sepanjang kuartal-II 2018, BMRI membukukan laba bersih sebesar Rp 6,32 triliun, mengalahkan konsensus yang dihimpun oleh Reuters sebesar Rp 6,11 triliun. Namun, ada kekhawatiran mengenai pos pendapatan bunga bersih (net interest income) yang tak bisa memenuhi ekspektasi analis. Sepanjang kuartal-II, pendapatan bunga bersih tercatat sebesar Rp 13,3 triliun, cukup jauh di bawah konsensus yang sebesar Rp 13,75 triliun.

Turunnya pendapatan bunga bersih merupakan hasil dari menipisnya marjin bunga bersih (net interest margin) perusahaan. Pada kuartal-II, marjin bunga bersih turun menjadi 5,7%, dari yang sebelumnya 5,88%.

Sebagai catatan, pendapatan bunga bersih merupakan 'nyawa' utama dari operasional sebuah bank. Ketika pendapatan bunga bersih tak mampu memenuhi ekspektasi investor, ada ekspektasi bahwa kinclongnya bottom line perusahaan tak akan berlangsung lama.

Sementara untuk BBTN, laba bersih per saham periode kuartal-II 2018 tercatat hanya sebesar Rp 69, jauh di bawah konsensus yang sebesar Rp 82,5.

Selain itu, rupiah yang bergerak menguat juga memberi kepercayaan diri bagi investor untuk mengoleksi saham-saham perbankan. Pada pagi hari ini, rupiah menguat 0,1% melawan dolar AS di pasar spot ke level Rp 14.460.

Sebagai catatan, sepanjang pekan lalu rupiah melemah hingga 0,7%, menjadikannya mata uang dengan performa terburuk di kawasan Asia. Pelemahan rupiah lantas menimbulkan kekhawatiran bahwa rasio kredit bermasalah (non performing loan) dari bank-bank di tanah air akan meningkat. Ketika kini tekanan terhadap rupiah sudah mereda, aksi beli atas saham-saham perbankan mulai dilakukan oleh investor.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ank) Next Article Pantes Aja Asing Kepincut, Bank RI Paling Moncer di ASEAN!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular