
Trump Serang China dan The Fed, Bursa Asia Dibuka Bervariasi
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
23 July 2018 09:14

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham utama kawasan Asia dibuka bervariasi pada perdagangan hari ini: indeks Kospi naik 0,02%, indeks Hang Seng naik 0,26%, indeks Nikkei turun 0,96%, indeks Strait Times turun 0,1% dan indeks Shanghai turun 0,5%.
Isu perang dagang membebani bursa saham Benua Kuning. Dalam wawancaranya dengan CNBC International, Presiden AS Donald Trump menyebut bahwa dirinya siap mengenakan bea masuk untuk setiap sen barang impor asal China yang masuk ke negaranya.
"Saya siap untuk naik menjadi 500," kata Trump. Pernyataan tersebut merujuk kepada nilai impor barang-barang asal China pada tahun 2017 yang mencapai US$ 505,5 miliar. Di sisi lain, AS hanya mengekspor barang senilai US$ 129,9 miliar ke Negeri Panda pada periode yang sama.
Sejauh ini, AS baru menaikkan bea masuk bagi senilai US$ 34 miliar produk impor asal China.
"Saya tak melakukan hal ini demi politik. Saya melakukannya guna melakukan hal yang benar untuk negara kita. Kita sudah dipermainkan oleh China untuk waktu yang lama," papar Trump lebih lanjut.
Pernyataan Trump ini lantas mengonfirmasi bahwa perundingan dagang dengan China tak berlangsung dengan baik. Situasinya kini bahkan menjadi semakin buruk.
Tidak hanya China, Trump pun menyerang bank sentralnya sendiri yaitu the Federal Reserve. Trump menilai pengetatan moneter oleh The Fed akan menghambat pemulihan ekonomi Negeri Adidaya. Kenaikan suku bunga yang diperkirakan mencapai empat kali sepanjang 2018 membuat dolar AS menguat sendirian, dan itu membuat ekspor AS kurang kompetitif.
"China, Uni Eropa, dan lainnya telah memanipulasi mata uang mereka dan suku bunga ditekan serendah mungkin. Sementara AS menaikkan suku bunga dan dolar AS semakin kuat, menyebabkan kita tidak kompetitif. Seperti biasa, bukan sebuah kesetaraan (level playing field)," cuit Trump melalui Twitter.
Sebagai akibat dari risiko-risiko yang ada, pelaku pasar dibuat berhati-hati dalam bertransaksi di pasar saham.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/roy) Next Article Kabar Baik China vs Buruk Dari Amerika, Bursa Asia Bervariasi
Isu perang dagang membebani bursa saham Benua Kuning. Dalam wawancaranya dengan CNBC International, Presiden AS Donald Trump menyebut bahwa dirinya siap mengenakan bea masuk untuk setiap sen barang impor asal China yang masuk ke negaranya.
"Saya siap untuk naik menjadi 500," kata Trump. Pernyataan tersebut merujuk kepada nilai impor barang-barang asal China pada tahun 2017 yang mencapai US$ 505,5 miliar. Di sisi lain, AS hanya mengekspor barang senilai US$ 129,9 miliar ke Negeri Panda pada periode yang sama.
"Saya tak melakukan hal ini demi politik. Saya melakukannya guna melakukan hal yang benar untuk negara kita. Kita sudah dipermainkan oleh China untuk waktu yang lama," papar Trump lebih lanjut.
Pernyataan Trump ini lantas mengonfirmasi bahwa perundingan dagang dengan China tak berlangsung dengan baik. Situasinya kini bahkan menjadi semakin buruk.
Tidak hanya China, Trump pun menyerang bank sentralnya sendiri yaitu the Federal Reserve. Trump menilai pengetatan moneter oleh The Fed akan menghambat pemulihan ekonomi Negeri Adidaya. Kenaikan suku bunga yang diperkirakan mencapai empat kali sepanjang 2018 membuat dolar AS menguat sendirian, dan itu membuat ekspor AS kurang kompetitif.
"China, Uni Eropa, dan lainnya telah memanipulasi mata uang mereka dan suku bunga ditekan serendah mungkin. Sementara AS menaikkan suku bunga dan dolar AS semakin kuat, menyebabkan kita tidak kompetitif. Seperti biasa, bukan sebuah kesetaraan (level playing field)," cuit Trump melalui Twitter.
Sebagai akibat dari risiko-risiko yang ada, pelaku pasar dibuat berhati-hati dalam bertransaksi di pasar saham.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/roy) Next Article Kabar Baik China vs Buruk Dari Amerika, Bursa Asia Bervariasi
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular