
Musim Laporan Keuangan Tiba, Bagaimana Nasib IHSG?
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
21 July 2018 18:37

Jakarta, CNBC Indonesia - Earnings season sudah resmi dimulai. Para emiten yang melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) akan meramaikan hari-hari perdagangan dengan merilis laporan keuangan kuartal-II 2018.
Lantas, bagaimana prospek IHSG di earnings season kali ini?
Sejauh ini, earnings season terbukti menjadi pemberat langkah IHSG. Sepanjang kuartal-II 2018, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) membukukan laba bersih sebesar Rp 6,32 triliun, mengalahkan konsensus yang dihimpun oleh Reuters sebesar Rp 6,11 triliun.
Namun, ada kekhawatiran mengenai pos pendapatan bunga bersih (net interest income) yang tak bisa memenuhi ekspektasi analis. Sepanjang kuartal-II, pendapatan bunga bersih tercatat sebesar Rp 13,3 triliun, cukup jauh di bawah konsensus yang sebesar Rp 13,75 triliun.
Turunnya pendapatan bunga bersih merupakan hasil dari menipisnya marjin bunga bersih (net interest margin) perusahaan. Pada kuartal-II, marjin bunga bersih turun menjadi 5,7%, dari yang sebelumnya 5,88%.
Sebagai catatan, pendapatan bunga bersih merupakan 'nyawa' utama dari operasional sebuah bank. Ketika pendapatan bunga bersih tak mampu memenuhi ekspektasi investor, ada ekspektasi bahwa kinclongnya bottom line perusahaan tak akan berlangsung lama.
Untuk periode kuartal-II 2018, laba bersih per saham PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) tercatat hanya sebesar Rp 69, jauh di bawah konsensus yang sebesar Rp 82,5.
Laporan keuangan BMRI diumumkan pada Kamis sore (19/7/2018). Terhitung sejak hari Kamis hingga akhir perdagangan di pekan ini, harga saham BMRI melemah 0,78% ke level Rp 6.350/saham.
Laporan keuangan BBTN diumumkan pada Rabu sore (18/7/2018). Sejak rilis laporan keuangan hingga akhir perdagangan minggu ini, harga saham BBTN telah merosot sebesar 7,79% menjadi Rp 2.250/saham.
Mengecewakannya kinerja keuangan BMRI dan BBTN bahkan mempengaruhi saham-saham emiten perbankan lainnya di tanah air. Pada perdagangan kemarin (19/7/2018), harga saham PT Bank Negara Indonesia (BBNI) melemah hingga 1,69%.
Padahal, kinerja keuangannya terbilang kinclong. Laba bersih BBNI sepanjang kuartal-II tercatat sebesar Rp 3,79 triliun, lebih tinggi dari konsensus yang sebesar Rp 3,61 triliun. Pendapatan bunga bersih tercatat sebesar Rp 8,95 triliun, juga di atas konsensus yang sebesar Rp 8,77 triliun.
Berpotensi Mengulangi Catatan Merah di Kuartal-II
Sebagai informasi, sepanjang kuartal-II kemarin IHSG jatuh sebanyak 6,3% lantaran kinerja keuangan kuartal-I yang mengecewakan, terutama dari emiten-emiten perbankan.
Sepanjang kuartal-I 2018, laba bersih BBNI tercatat sebesar sebesar Rp 3,66 triliun, lebih rendah dibandingkan rata-rata konsensus yang dihimpun oleh Reuters sebesar Rp 3,91 triliun. Laba bersih PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) tercatat sebesar Rp 7,4 triliun, di bawah konsensus yang sebesar Rp 8,05 triliun.
Laba bersih BMRI tercatat sebesar Rp 5,9 triliun, lebih rendah dari konsensus yang yang sebesar Rp 6 triliun. Sementara itu, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) membukukan laba bersih sebesar Rp 5,5 triliun, di bawah konsensus yang sebesar yang sebesar Rp 5,6 triliun.
Jika laporan keuangan dari bank-bank besar terus saja berada di bawah ekspektasi analis, maka IHSG bisa mengulangi catatan merah yang dibukukan pada kuartal-II kemarin.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/hps) Next Article IHSG Di Proyeksi Terus Melesat Naik Hingga Akhir Juli
Lantas, bagaimana prospek IHSG di earnings season kali ini?
Sejauh ini, earnings season terbukti menjadi pemberat langkah IHSG. Sepanjang kuartal-II 2018, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) membukukan laba bersih sebesar Rp 6,32 triliun, mengalahkan konsensus yang dihimpun oleh Reuters sebesar Rp 6,11 triliun.
Turunnya pendapatan bunga bersih merupakan hasil dari menipisnya marjin bunga bersih (net interest margin) perusahaan. Pada kuartal-II, marjin bunga bersih turun menjadi 5,7%, dari yang sebelumnya 5,88%.
Sebagai catatan, pendapatan bunga bersih merupakan 'nyawa' utama dari operasional sebuah bank. Ketika pendapatan bunga bersih tak mampu memenuhi ekspektasi investor, ada ekspektasi bahwa kinclongnya bottom line perusahaan tak akan berlangsung lama.
Untuk periode kuartal-II 2018, laba bersih per saham PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) tercatat hanya sebesar Rp 69, jauh di bawah konsensus yang sebesar Rp 82,5.
Laporan keuangan BMRI diumumkan pada Kamis sore (19/7/2018). Terhitung sejak hari Kamis hingga akhir perdagangan di pekan ini, harga saham BMRI melemah 0,78% ke level Rp 6.350/saham.
Laporan keuangan BBTN diumumkan pada Rabu sore (18/7/2018). Sejak rilis laporan keuangan hingga akhir perdagangan minggu ini, harga saham BBTN telah merosot sebesar 7,79% menjadi Rp 2.250/saham.
Mengecewakannya kinerja keuangan BMRI dan BBTN bahkan mempengaruhi saham-saham emiten perbankan lainnya di tanah air. Pada perdagangan kemarin (19/7/2018), harga saham PT Bank Negara Indonesia (BBNI) melemah hingga 1,69%.
Padahal, kinerja keuangannya terbilang kinclong. Laba bersih BBNI sepanjang kuartal-II tercatat sebesar Rp 3,79 triliun, lebih tinggi dari konsensus yang sebesar Rp 3,61 triliun. Pendapatan bunga bersih tercatat sebesar Rp 8,95 triliun, juga di atas konsensus yang sebesar Rp 8,77 triliun.
Berpotensi Mengulangi Catatan Merah di Kuartal-II
Sebagai informasi, sepanjang kuartal-II kemarin IHSG jatuh sebanyak 6,3% lantaran kinerja keuangan kuartal-I yang mengecewakan, terutama dari emiten-emiten perbankan.
Sepanjang kuartal-I 2018, laba bersih BBNI tercatat sebesar sebesar Rp 3,66 triliun, lebih rendah dibandingkan rata-rata konsensus yang dihimpun oleh Reuters sebesar Rp 3,91 triliun. Laba bersih PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) tercatat sebesar Rp 7,4 triliun, di bawah konsensus yang sebesar Rp 8,05 triliun.
Laba bersih BMRI tercatat sebesar Rp 5,9 triliun, lebih rendah dari konsensus yang yang sebesar Rp 6 triliun. Sementara itu, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) membukukan laba bersih sebesar Rp 5,5 triliun, di bawah konsensus yang sebesar yang sebesar Rp 5,6 triliun.
Jika laporan keuangan dari bank-bank besar terus saja berada di bawah ekspektasi analis, maka IHSG bisa mengulangi catatan merah yang dibukukan pada kuartal-II kemarin.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/hps) Next Article IHSG Di Proyeksi Terus Melesat Naik Hingga Akhir Juli
Most Popular