
Dolar Tembus Rp 14.500, Menko Darmin: Masih Bisa Naik-Turun
Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
20 July 2018 16:01

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution tak merasa pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang menembus level Rp 14.500 tengah mencari keseimbangan baru.
Hal tersebut dikemukakan Menko Darmin, merespons penguatan dolar AS pasca Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk tetap mempertahankan tingkat bunga acuan di angka 5,25%.
"Ini segala sesuatu masih bisa naik atau turun lagi. Jangan terlalu dianggap sudah keseimbangan baru," kata Darmin, Jumat (20/7/2018).
Mantan Gubernur BI itu menilai, penguatan dolar AS hari ini merespons perilaku pasar yang merasa kenaikan suku bunga Fed Fund Rate (FFR) sebanyak 4 kali tahun ini bukan isapan jempol semata.
"Mereka ingin mengambil langkah kebijakan, karena dia akan push segera mengejar supaya tingkat bunga [naik] karena inflasi di atas 2%," kata Darmin.
Pemerintah maupun bank sentral, ditegaskan dia, pun tidak akan berdiam diri. Berbagai langkah akan terus dilakukan baik itu dari otoritas moneter maupun pemerintah.
Salah satu kebijakan teranyar yang dikeluarkan pemerintah, adalah kewajiban penggunaan bauran minyak sawit dalam solar sebesar 20% kepada seluruh kendaraan bermesin diesel yang terbesar di berbagai wilayah Indonesia.
Menurut Darmin, implementasi kebijakan ini secara penuh bisa menghemat devisa yang digunakan untuk mengimpor solar hingga US$ 5,5 miliar per tahun, dengan mengacu pada kebutuhan impor solar saat ini yang mencapai US$ 21 juta per hari.
"Kalau sudah full B20, dalam waktu yang tidak akan lama, beberapa bulan lagi bisa menghemat US$ 5,5 miliar," katanya.
"Sehingga, BI buat kebijakan, kami juga buat kebijakan. Mungkin bagi Anda tidak berdampak langsung, tapi bagi dunia usaha akan memberikan pengaruh positif," tegas Darmin.
(dru) Next Article Keren! Penguatan Rupiah Nomor Wahid di Dunia
Hal tersebut dikemukakan Menko Darmin, merespons penguatan dolar AS pasca Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk tetap mempertahankan tingkat bunga acuan di angka 5,25%.
"Ini segala sesuatu masih bisa naik atau turun lagi. Jangan terlalu dianggap sudah keseimbangan baru," kata Darmin, Jumat (20/7/2018).
"Mereka ingin mengambil langkah kebijakan, karena dia akan push segera mengejar supaya tingkat bunga [naik] karena inflasi di atas 2%," kata Darmin.
Pemerintah maupun bank sentral, ditegaskan dia, pun tidak akan berdiam diri. Berbagai langkah akan terus dilakukan baik itu dari otoritas moneter maupun pemerintah.
Salah satu kebijakan teranyar yang dikeluarkan pemerintah, adalah kewajiban penggunaan bauran minyak sawit dalam solar sebesar 20% kepada seluruh kendaraan bermesin diesel yang terbesar di berbagai wilayah Indonesia.
Menurut Darmin, implementasi kebijakan ini secara penuh bisa menghemat devisa yang digunakan untuk mengimpor solar hingga US$ 5,5 miliar per tahun, dengan mengacu pada kebutuhan impor solar saat ini yang mencapai US$ 21 juta per hari.
"Kalau sudah full B20, dalam waktu yang tidak akan lama, beberapa bulan lagi bisa menghemat US$ 5,5 miliar," katanya.
"Sehingga, BI buat kebijakan, kami juga buat kebijakan. Mungkin bagi Anda tidak berdampak langsung, tapi bagi dunia usaha akan memberikan pengaruh positif," tegas Darmin.
(dru) Next Article Keren! Penguatan Rupiah Nomor Wahid di Dunia
Most Popular