
Sebelum SCG Masuk, CSAP Sempat Gelar Rights Issue pada 2016
Monica Wareza, CNBC Indonesia
20 July 2018 14:13

Jakarta, CNBC Indonesia - Rencana PT Catur Sentosa Adiprana Tbk (CSAP) melakukan penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD) atau private placement ternyata bukan yang pertama dalam dua tahun terakhir.
Pada 2016 lalu, perusahaan pernah melakukan aksi korporasi yang hampir serupa ini dengan menerbitkan 40% saham baru. Saat penawaran umum terbatas (PUT) I perseroan menerbitkan 1,15 miliar saham baru dengan harga Rp 425 per saham. Dari rights issue ini perusahaan memperoleh tambahan modal sebesar Rp 492,15 miliar dan dikurangi biaya emisi.
Adapun dana tersebut digunakan untuk pengembangan usaha dalam bentuk modal kerja dan belanja modal untuk penambahan jumlah toko Mitra 10 di Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Kalimantan, dan Sulawesi.
Setelah aksi korporasi tersebut, hingga akhir kuartal ketiga lalu jumlah modal disetor perusahaan berjumlah sebesar Rp 426,41 miliar. Sementara jumlah modal ditempatkan dan disetor perusahaan mengalami peningkatan sebesar Rp 115,80 juta ketika itu.
Sementara itu, penawaran umum perdana perusahaan telah dilakukan sejak 2007 silam dengan menerbitkan 600 juta saham baru dengan harga penawaran Rp 200 per saham. Dari aksi korporasi tersebut perusahaan memperoleh dana segar sebesar Rp 120 miliar.
Dalam penerbitan saham baru kali ini, perseroan berencana akan melepas 405,30 ribu saham baru atau 9,09% dari total jumlah saham yang dicatatkan atau modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan.
Perseroan telah menetapkan harga pelaksanaan saham dari aksi private placement tersebut yaitu Rp 800/saham. Sehingga diperkirakan perseroan dapat meraih dana segar sebesar Rp 324,24 miliar dari aksi tersebut.
Private placement kali ini, memposisikan Siam Cement Group (SCG) Retail Holding Company Limited sebagai pembeli. SCG merupakan perusahaan semen Thailand. Lewat private placement tersebut, maka nantinya persentase kepemilikan saham publik berkurang menjadi 20,56% dari sebelumnya 22,62%. Lalu kepemilikan saham PT Buanatata Adisentosa menjadi 32,01% dari sebelumnya 35,21%.
Dilusi juga terjadi pada persentase kepemilikan saham NT Asian Discovery Master Fund dari sebelumnya 21% menjadi 19,09% serta kepemilikan saham Albizia ASEAN Opportunities Fund berubah menjadi 13,28% dan saham milik Budyanto Totong selaku Direktur Utama CSAP terdilusi menjadi 5,65% dari sebelumnya 6,21%.
(hps/hps) Next Article Catur Sentosa Private Placement, Bidik Dana Segar Rp 324 M
Pada 2016 lalu, perusahaan pernah melakukan aksi korporasi yang hampir serupa ini dengan menerbitkan 40% saham baru. Saat penawaran umum terbatas (PUT) I perseroan menerbitkan 1,15 miliar saham baru dengan harga Rp 425 per saham. Dari rights issue ini perusahaan memperoleh tambahan modal sebesar Rp 492,15 miliar dan dikurangi biaya emisi.
Adapun dana tersebut digunakan untuk pengembangan usaha dalam bentuk modal kerja dan belanja modal untuk penambahan jumlah toko Mitra 10 di Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Kalimantan, dan Sulawesi.
Sementara itu, penawaran umum perdana perusahaan telah dilakukan sejak 2007 silam dengan menerbitkan 600 juta saham baru dengan harga penawaran Rp 200 per saham. Dari aksi korporasi tersebut perusahaan memperoleh dana segar sebesar Rp 120 miliar.
Dalam penerbitan saham baru kali ini, perseroan berencana akan melepas 405,30 ribu saham baru atau 9,09% dari total jumlah saham yang dicatatkan atau modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan.
Perseroan telah menetapkan harga pelaksanaan saham dari aksi private placement tersebut yaitu Rp 800/saham. Sehingga diperkirakan perseroan dapat meraih dana segar sebesar Rp 324,24 miliar dari aksi tersebut.
Private placement kali ini, memposisikan Siam Cement Group (SCG) Retail Holding Company Limited sebagai pembeli. SCG merupakan perusahaan semen Thailand. Lewat private placement tersebut, maka nantinya persentase kepemilikan saham publik berkurang menjadi 20,56% dari sebelumnya 22,62%. Lalu kepemilikan saham PT Buanatata Adisentosa menjadi 32,01% dari sebelumnya 35,21%.
Dilusi juga terjadi pada persentase kepemilikan saham NT Asian Discovery Master Fund dari sebelumnya 21% menjadi 19,09% serta kepemilikan saham Albizia ASEAN Opportunities Fund berubah menjadi 13,28% dan saham milik Budyanto Totong selaku Direktur Utama CSAP terdilusi menjadi 5,65% dari sebelumnya 6,21%.
(hps/hps) Next Article Catur Sentosa Private Placement, Bidik Dana Segar Rp 324 M
Most Popular