
Menperin: Rupiah Harus Dijaga, Jangan Bergejolak Seperti Ini
Arys Aditya, CNBC Indonesia
20 July 2018 13:02

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah harus dijaga agar tetap stabil. Tidak seperti saat ini yang berfluktuasi cukup tinggi.
Hal tersebut diungkapkan oleh Menteri Perindustrian, Airlangga Hartarto, di Istana Merdeka, Jumat (20/7/2018).
"Bagi industri yang penting itu stabil saja. Dengan rupiah yang stabil maka untuk industri akan bisa memperkirakan, itu membantu," kata Airlangga.
"Level tidak masalah asal tidak terlalu fluktasi. Jadi harus dijaga, tidak fluktuasi begini. Jadi kalau level itu industri saya kira bisa menyesuaikan," imbuhnya.
Menurut Airlangga, industri yang berorientasi bahan baku impor akan terkena pukulan cukup dalam akibat pelemahan rupiah ini. Apalagi jika perusahaan memiliki utang dalam bentuk valas yang cukup besar.
"Ada tantangan besar yang bahan baku impor yang jual ke domestik. Apalagi kalau utangnya dolar. Jadi kena pukul dua kali. Untuk itu saya harapkan ada stabilisasi rupiah. Stabil. Untuk industri, saya bilang penting untuk melakukan substitusi impor," tegas Airlangga.
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) masih melemah. Bahkan depresiasi rupiah semakin dalam.
Pada Jumat (20/7/2018) pukul 12:00 WIB, US$ 1 dibanderol Rp 14.540. Rupiah melemah 0,48% dibandingkan penutupan hari sebelumnya. Masih terlemah sejak Oktober 2015.
Rupiah sudah melemah sejak pembukaan pasar, yaitu di 0,07%. Namun seiring jalan, rupiah semakin melemah. Posisi terlemah rupiah hari ini berada di Rp 14.540/US$ dan terkuatnya di Rp 14.480/US$.
(wed) Next Article Rupiah Sempat Beraksi di Level 13.000-an
Hal tersebut diungkapkan oleh Menteri Perindustrian, Airlangga Hartarto, di Istana Merdeka, Jumat (20/7/2018).
"Bagi industri yang penting itu stabil saja. Dengan rupiah yang stabil maka untuk industri akan bisa memperkirakan, itu membantu," kata Airlangga.
Menurut Airlangga, industri yang berorientasi bahan baku impor akan terkena pukulan cukup dalam akibat pelemahan rupiah ini. Apalagi jika perusahaan memiliki utang dalam bentuk valas yang cukup besar.
"Ada tantangan besar yang bahan baku impor yang jual ke domestik. Apalagi kalau utangnya dolar. Jadi kena pukul dua kali. Untuk itu saya harapkan ada stabilisasi rupiah. Stabil. Untuk industri, saya bilang penting untuk melakukan substitusi impor," tegas Airlangga.
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) masih melemah. Bahkan depresiasi rupiah semakin dalam.
Pada Jumat (20/7/2018) pukul 12:00 WIB, US$ 1 dibanderol Rp 14.540. Rupiah melemah 0,48% dibandingkan penutupan hari sebelumnya. Masih terlemah sejak Oktober 2015.
Rupiah sudah melemah sejak pembukaan pasar, yaitu di 0,07%. Namun seiring jalan, rupiah semakin melemah. Posisi terlemah rupiah hari ini berada di Rp 14.540/US$ dan terkuatnya di Rp 14.480/US$.
(wed) Next Article Rupiah Sempat Beraksi di Level 13.000-an
Most Popular