
Dolar AS Sentuh Rp 14.500, Gubernur BI: Saya Tak Mau Bicara
Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
20 July 2018 11:54

Jakarta, CNBC Indonesia - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo enggan komentari pergerakan dolar AS yang mencapai Rp 14.500/US$. Ia merasa telah menjelaskan perihal nilai tukar pada konferensi pers Rapat Dewan Gubernur, Kamis (20/7/2018).
"Kalau soal rupiah, saya nggak mau bicara," kata Perry saat dijumpai di JCC, Jumat (20/7/2018).
Sehari sebelumnya, Perry mengatakan tekanan terhadap rupiah kembali meningkat seiring kuatnya ketidakpastian pasar keuangan global yang kemudian memicu penguatan dolar AS secara meluas.
Rupiah pada 18 Juli 2018 tercatat Rp 14.405/US$, melemah 0,52% (ptp) dibandingkan dengan level akhir Juni 2018. Dengan perkembangan ini, Rupiah melemah 5,81% (ytd) dibandingkan dengan level akhir 2017.
BI mengklaim pelemahan rupiah lebih rendah dibandingkan dengan pelemahan mata uang negara berkembang lain seperti Filipina, India, Afrika Selatan, Brasil dan Turki.
"Ke depan, Bank Indonesia terus mewaspadai risiko ketidakpastian pasar keuangan global dengan tetap melakukan langkah-langkah stabilisasi nilai tukar sesuai nilai fundamentalnya, serta menjaga bekerjanya mekanisme pasar dan didukung upaya-upaya pengembangan pasar keuangan," jelas Perry dalam konferensi pers RDG Juli 2018.
Menurut BI, kebijakan tetap ditopang oleh strategi intervensi ganda dan strategi operasi moneter untuk menjaga kecukupan likuiditas khususnya di pasar uang Rupiah dan pasar swap antarbank.
Sayangnya setelah RDG, tepatnya hari ini kurs rupiah terus bergerak melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan hari ini.
Pada Jumat (20/7/2018) pukul 11:00 WIB, US$ 1 di pasar spot ditransaksikan di Rp 14.525. Rupiah melemah 0,38% dibandingkan penutupan perdagangan kemarin.
(dru/dru) Next Article Tim Ahli Wapres: BI Harus Beri Kepastian Soal Kurs Rupiah!
"Kalau soal rupiah, saya nggak mau bicara," kata Perry saat dijumpai di JCC, Jumat (20/7/2018).
Sehari sebelumnya, Perry mengatakan tekanan terhadap rupiah kembali meningkat seiring kuatnya ketidakpastian pasar keuangan global yang kemudian memicu penguatan dolar AS secara meluas.
BI mengklaim pelemahan rupiah lebih rendah dibandingkan dengan pelemahan mata uang negara berkembang lain seperti Filipina, India, Afrika Selatan, Brasil dan Turki.
Menurut BI, kebijakan tetap ditopang oleh strategi intervensi ganda dan strategi operasi moneter untuk menjaga kecukupan likuiditas khususnya di pasar uang Rupiah dan pasar swap antarbank.
Sayangnya setelah RDG, tepatnya hari ini kurs rupiah terus bergerak melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan hari ini.
Pada Jumat (20/7/2018) pukul 11:00 WIB, US$ 1 di pasar spot ditransaksikan di Rp 14.525. Rupiah melemah 0,38% dibandingkan penutupan perdagangan kemarin.
(dru/dru) Next Article Tim Ahli Wapres: BI Harus Beri Kepastian Soal Kurs Rupiah!
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular