
Semua Mata Tertuju pada BI
Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
19 July 2018 07:09

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) pada siang ini, Kamis (18/7/2018), akan kembali menggelar konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI bulanan yang telah digelar sejak 17 Juli 2018 untuk menentukan arah kebijakan moneter ke depan.
Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan bank sentral akan menahan suku bunga acuan 7-day reverse repo rate di 5,25%. Dari 12 institusi yang terlibat dalam pembentukan konsensus, 10 di antaranya memperkirakan 'hold', dua lainnya memperkirakan ada kenaikan.
Sejauh ini bank sentral telah menaikkan bunga acuannya sebanyak 100 bps dalam tiga kali RDG di dua bulan terakhir. Keputusan tersebut tak lepas dari upaya BI untuk menjaga stabilitas perekonomian nasional, khususnya nilai tukar rupiah yang dalam beberapa bulan terakhir tertekan.
Kenaikan bunga acuan bank sentral memang bisa memberikan dampak positif bagi pergerakan nilai tukar. Ketika bunga acuan naik, maka berinvestasi di rupiah menjadi tetap menggiurkan di mata pelaku pasar.
Apalagi, secara year to date (ytd) pelemahan rupiah sudah mencapai 5,6%. Artinya, analis berpendapat bahwa tidak menutup kemungkinan otoritas moneter kembali menaikkan bunga acuannya dalam RDG bulan ini sebagai upaya menjaga stabilisasi nilai tukar.
Meski demikian, BI disebut tidak akan gegabah mengambil keputusan untuk menentukan arah kebijakannya ke depan. Bank sentral, dianggap akan kembali meninjau efektivitas kenaikan bunga acuan yang dilakukan dalam beberapa bulan terakhir.
Meski demikian, Andry masih melihat peluang kenaikan bunga acuan ke depan tetap terbuka. BI, sambung dia, diperkirakan akan kembali menaikkan bunga acuan pada September mendatang.
(prm) Next Article Gubernur BI Akhirnya Blak-blakan! Rupiah Anjlok Karena Berita Ini
Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan bank sentral akan menahan suku bunga acuan 7-day reverse repo rate di 5,25%. Dari 12 institusi yang terlibat dalam pembentukan konsensus, 10 di antaranya memperkirakan 'hold', dua lainnya memperkirakan ada kenaikan.
Gubernur BI Perry Warjiyo tak memungkiri bahwa stance atau arah kebijakan bank sentral ke depan akan tetap bergantung pada data-data perekonomian atau data dependent, namun ia juga tak menutup kemungkinan untuk kembali menaikkan tingkat bunga acuan.
Sejauh ini bank sentral telah menaikkan bunga acuannya sebanyak 100 bps dalam tiga kali RDG di dua bulan terakhir. Keputusan tersebut tak lepas dari upaya BI untuk menjaga stabilitas perekonomian nasional, khususnya nilai tukar rupiah yang dalam beberapa bulan terakhir tertekan.
Apalagi, secara year to date (ytd) pelemahan rupiah sudah mencapai 5,6%. Artinya, analis berpendapat bahwa tidak menutup kemungkinan otoritas moneter kembali menaikkan bunga acuannya dalam RDG bulan ini sebagai upaya menjaga stabilisasi nilai tukar.
Meski demikian, BI disebut tidak akan gegabah mengambil keputusan untuk menentukan arah kebijakannya ke depan. Bank sentral, dianggap akan kembali meninjau efektivitas kenaikan bunga acuan yang dilakukan dalam beberapa bulan terakhir.
"BI kemungkinan masih me-review kembali hasil dari kebijakannya. View kami [suku bunga] flat [ditahan]," ungkap Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro kepada CNBC Indonesia.
Meski demikian, Andry masih melihat peluang kenaikan bunga acuan ke depan tetap terbuka. BI, sambung dia, diperkirakan akan kembali menaikkan bunga acuan pada September mendatang.
(prm) Next Article Gubernur BI Akhirnya Blak-blakan! Rupiah Anjlok Karena Berita Ini
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular