
Rupiah Sampai Emas Jadi Korban Kegagahan Dolar AS
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
18 July 2018 16:48

Penguatan dolar AS memang makin tak terbendung. Dolar Index, yang mencerminkan posisi greenback di hadapan enam mata uang utama, menguat 0,33%. Indeks ini terus di jalur pendakian sejak tadi malam.
Apresiasi dolar AS bahkan sampai membuat harga emas jatuh cukup dalam. Pada pukul 16:18 WIB, harga emas dunia menyentuh titik terendahnya dalam setahun terakhir karena melemah 0,41% ke US$ 1.222,06/troy ons.
Dolar AS dan emas memang punya hubungan yang berlawanan. Kala dolar AS menguat, maka emas yang dibanderol dengan ukuran mata uang ini menjadi lebih mahal sehingga dijauhi investor. Permintaan yang turun menyebabkan harga ikut terseret ke bawah.
Greenback mendapat angin segar dari pidato Jerome Powell, Gubernur The Federal Reserve/The Fed, di hadapan Senat AS. Dalam pidatonya, Powell kembali menegaskan bahwa bank sentral masih dalam jalur menaikkan suku bunga secara bertahap.
Meski hal ini sudah diantisipasi oleh pasar sejak rapat The Fed pertengahan Juni lalu, tetapi masih menjadi sentimen positif bagi dolar AS. Pelaku pasar semakin yakin bahwa The Fed akan menaikkan suku bunga acuan empat kali sepanjang 2018, lebih banyak dibandingkan perkiraan sebelumnya yaitu tiga kali.
Setelah pidato di Senat, Powell akan lanjut menyampaikan paparan di Kongres AS malam ini waktu Indonesia. Pelaku pasar kembali bersiap untuk menantikan pernyataan-pernyataan dari Powell dan mencari petunjuk arah kebijakan moneter AS ke depan.
Sentimen ini berhasil membuat dolar AS digdaya dan menjadi raja mata uang dunia. Penguatan dolar AS terjadi secara luas, termasuk di Asia. Rupiah pun menjadi korbannya.
(aji/aji)
Apresiasi dolar AS bahkan sampai membuat harga emas jatuh cukup dalam. Pada pukul 16:18 WIB, harga emas dunia menyentuh titik terendahnya dalam setahun terakhir karena melemah 0,41% ke US$ 1.222,06/troy ons.
Dolar AS dan emas memang punya hubungan yang berlawanan. Kala dolar AS menguat, maka emas yang dibanderol dengan ukuran mata uang ini menjadi lebih mahal sehingga dijauhi investor. Permintaan yang turun menyebabkan harga ikut terseret ke bawah.
Meski hal ini sudah diantisipasi oleh pasar sejak rapat The Fed pertengahan Juni lalu, tetapi masih menjadi sentimen positif bagi dolar AS. Pelaku pasar semakin yakin bahwa The Fed akan menaikkan suku bunga acuan empat kali sepanjang 2018, lebih banyak dibandingkan perkiraan sebelumnya yaitu tiga kali.
Setelah pidato di Senat, Powell akan lanjut menyampaikan paparan di Kongres AS malam ini waktu Indonesia. Pelaku pasar kembali bersiap untuk menantikan pernyataan-pernyataan dari Powell dan mencari petunjuk arah kebijakan moneter AS ke depan.
Sentimen ini berhasil membuat dolar AS digdaya dan menjadi raja mata uang dunia. Penguatan dolar AS terjadi secara luas, termasuk di Asia. Rupiah pun menjadi korbannya.
(aji/aji)
Next Page
Investor Nantikan Hasil Rapat BI
Pages
Most Popular