
Retorika Trump Bikin Yen Menguat, Rupiah Tertekan 0,22%
Alfado Agustio, CNBC Indonesia
18 July 2018 13:44

Jakarta, CNBC Indonesia - Kurs rupiah bergerak melemah terhadap yen Jepang pada perdagangan siang ini. Kondisi tersebut semakin memperparah depresiasi yang dialami rupiah selama setahun terakhir yang telah melebihi 7%.
Pada Rabu (18/7/2018) pukul 13:40 WIB, JPY 1 dibanderol Rp 127,53. Rupiah melemah 0,22% dibandingkan perdagangan kemarin. Sementara selama sebulan, rupiah telah terdepresiasi hingga 7,41%.
Penguatan ini berdampak pada penurunan harga jual yen di bawah Rp 130. Berikut data perdagangan di empat bank nasional terbesar hingga pukul 13:30 WIB:
Penguatan yen hari ini ditopang oleh kembali meningkatnya tensi perang dagang global. Sebelumnya, tensi perang dagang masih didominasi antara Amerika Serikat (AS) dan China. Namun seiring berjalannya waktu, perang dagang mulai menyentuh Uni-Eropa.
Menjelang pertemuan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, Presiden AS Donald Trump menyebut Uni Eropa sebagai musuh perdagangan. Dikutip dari BBC, Trump mengatakan bahwa AS mempunyai banyak musuh, termasuk Rusia dan China, tetapi dirinya menempatkan Uni Eropa di posisi teratas.
"Saya rasa Uni Eropa merupakan musuh, (mengingat) apa yang mereka lakukan kepada kami di bidang perdagangan," papar Trump.
Pekan lalu, mantan taipan properti itu juga menyerang negara-negara Uni Eropa dalam pertemuan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) lantaran dianggap pelit dalam mengeluarkan belanja pertahanan.
(ags/ags) Next Article Lawan Mata Uang Asia, Rupiah Menang!
Pada Rabu (18/7/2018) pukul 13:40 WIB, JPY 1 dibanderol Rp 127,53. Rupiah melemah 0,22% dibandingkan perdagangan kemarin. Sementara selama sebulan, rupiah telah terdepresiasi hingga 7,41%.
Penguatan ini berdampak pada penurunan harga jual yen di bawah Rp 130. Berikut data perdagangan di empat bank nasional terbesar hingga pukul 13:30 WIB:
Bank | Harga Beli | Harga Jual |
Bank Mandiri | Rp 124,77 | Rp 129,51 |
Bank BNI | Rp 124,16 | Rp 130,76 |
Bank BRI | Rp 126,65 | Rp 128,28 |
Bank BCA | Rp 124,12 | Rp 130,63 |
Penguatan yen hari ini ditopang oleh kembali meningkatnya tensi perang dagang global. Sebelumnya, tensi perang dagang masih didominasi antara Amerika Serikat (AS) dan China. Namun seiring berjalannya waktu, perang dagang mulai menyentuh Uni-Eropa.
Menjelang pertemuan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, Presiden AS Donald Trump menyebut Uni Eropa sebagai musuh perdagangan. Dikutip dari BBC, Trump mengatakan bahwa AS mempunyai banyak musuh, termasuk Rusia dan China, tetapi dirinya menempatkan Uni Eropa di posisi teratas.
"Saya rasa Uni Eropa merupakan musuh, (mengingat) apa yang mereka lakukan kepada kami di bidang perdagangan," papar Trump.
Pekan lalu, mantan taipan properti itu juga menyerang negara-negara Uni Eropa dalam pertemuan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) lantaran dianggap pelit dalam mengeluarkan belanja pertahanan.
Sebagai catatan, negara-negara anggota NATO sebelumnya telah setuju menggelontorkan dana 2% dari produk domestik bruto (PDB) untuk belanja militer. Sikap Trump itu semakin memanaskan isu perang dagang sehingga investor kembali memburu instrumen safe haven seperti yen.
Kondisi ini mengangkat kurs yen, termasuk di hadapan rupiah. Di sisi lain, aksi jual bersih (net sell) yang dilakukan investor asing di pasar saham Indonesia juga menyebabkan rupiah semakin tertekan. Hingga pukul 12:51 WIB, aksi jual bersih telah mencapai Rp 164,83 miliar.
TIM RISET CNBC INDONESIA
Kondisi ini mengangkat kurs yen, termasuk di hadapan rupiah. Di sisi lain, aksi jual bersih (net sell) yang dilakukan investor asing di pasar saham Indonesia juga menyebabkan rupiah semakin tertekan. Hingga pukul 12:51 WIB, aksi jual bersih telah mencapai Rp 164,83 miliar.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags) Next Article Lawan Mata Uang Asia, Rupiah Menang!
Most Popular