
Rupiah Masih Tertekan, IHSG Dibuka Menguat 0,3%
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
18 July 2018 09:22

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat 0,3% pada pagi hari ini ke level 5.879,28. Sebelumnya, bursa saham utama kawasan Asia juga dibuka di zona hijau: indeks Strait Times naik 0,36%, indeks Nikkei naik 0,97%, indeks Kospi naik 0,69%, indeks Shanghai naik 0,13%, dan indeks Hang Seng naik 0,6%.
Terjalinnya kesepakatan dagang antara Jepang dengan Uni Eropa telah memberikan kepercayaan diri bagi investor untuk berbelanja di pasar saham. Apalagi, sudah dua hari berturut-turut IHSG terkoreksi.
Kemarin (17/7/2018), Jepang dan Uni Eropa menandatangani kesepakatan dagang yang akan mengeleminasi hampir seluruh tarif. Melalui kesepakatan ini, sekitar 99% tarif yang sebelumnya dikenakan oleh Uni Eropa terhadap produk-produk impor asal Jepang akan dihilangkan.
Sementara bagi Uni Eropa, sebanyak 94% tarif ketika mengekspor ke Jepang akan dihilangkan, sebelum nantinya naik menjadi 99% pada tahun-tahun mendatang.
Bagi konsumen Jepang, barang-barang asal Uni Eropa seperti wine, babi, keju, dan biskuit akan lebih murah. Bagi Uni Eropa, komponen mesin, teh dan ikan asal Jepang akan menjadi lebih murah.
Kesepakatan ini tentu merupakan kabar gembira bagi ekonomi dunia. Pasalnya, gabungan dari ekonomi Jepang dan Uni Eropa setara dengan sepertiga ekonomi dunia dan mencakup lebih dari 600 juta masyarakat.
Kesepakatan ini juga memberikan angin segar kala Amerika Serikat terus saja melanjutkan kebijakan proteksionisnya, terutama terhadap China.
Di sisi lain, pelemahan rupiah menghantui jalannya perdagangan. Pada pagi hari ini, rupiah melemah hingga 0,24% terhadap dolar AS di pasar spot ke level Rp 14.400.
Dolar AS memang sedang dalam posisi yang relatif kuat, tercermin dari indeks dolar AS yang menguat sebesar 0,07%. Penyebabnya adalah testimoni Gubernur Federal Reserve Jerome Powell di hadapan Komite Perbankan Senat.
Powell mendukung kenaikan suku bunga acuan lebih lanjut, seiring dengan laju pertumbuhan ekonomi yang sudah lebih kuat.
"Penambahan pekerjaan yang kuat, naiknya pendapatan setelah pajak, dan optimisme di kalangan rumah tangga telah meningkatkan belanja konsumen di beberapa bulan terakhir. Investasi juga terus tumbuh dalam tingkatan yang baik," ujar Powell.
Jika pelemahan rupiah bertambah lebar, aksi jual bisa dilakukan oleh investor dan memaksa IHSG turun ke zona merah.
(ank/hps) Next Article Ikut Melemah, Rupiah Tembus 14.500 Per Dolar AS
Terjalinnya kesepakatan dagang antara Jepang dengan Uni Eropa telah memberikan kepercayaan diri bagi investor untuk berbelanja di pasar saham. Apalagi, sudah dua hari berturut-turut IHSG terkoreksi.
Kemarin (17/7/2018), Jepang dan Uni Eropa menandatangani kesepakatan dagang yang akan mengeleminasi hampir seluruh tarif. Melalui kesepakatan ini, sekitar 99% tarif yang sebelumnya dikenakan oleh Uni Eropa terhadap produk-produk impor asal Jepang akan dihilangkan.
Bagi konsumen Jepang, barang-barang asal Uni Eropa seperti wine, babi, keju, dan biskuit akan lebih murah. Bagi Uni Eropa, komponen mesin, teh dan ikan asal Jepang akan menjadi lebih murah.
Kesepakatan ini tentu merupakan kabar gembira bagi ekonomi dunia. Pasalnya, gabungan dari ekonomi Jepang dan Uni Eropa setara dengan sepertiga ekonomi dunia dan mencakup lebih dari 600 juta masyarakat.
Kesepakatan ini juga memberikan angin segar kala Amerika Serikat terus saja melanjutkan kebijakan proteksionisnya, terutama terhadap China.
Di sisi lain, pelemahan rupiah menghantui jalannya perdagangan. Pada pagi hari ini, rupiah melemah hingga 0,24% terhadap dolar AS di pasar spot ke level Rp 14.400.
Dolar AS memang sedang dalam posisi yang relatif kuat, tercermin dari indeks dolar AS yang menguat sebesar 0,07%. Penyebabnya adalah testimoni Gubernur Federal Reserve Jerome Powell di hadapan Komite Perbankan Senat.
Powell mendukung kenaikan suku bunga acuan lebih lanjut, seiring dengan laju pertumbuhan ekonomi yang sudah lebih kuat.
"Penambahan pekerjaan yang kuat, naiknya pendapatan setelah pajak, dan optimisme di kalangan rumah tangga telah meningkatkan belanja konsumen di beberapa bulan terakhir. Investasi juga terus tumbuh dalam tingkatan yang baik," ujar Powell.
Jika pelemahan rupiah bertambah lebar, aksi jual bisa dilakukan oleh investor dan memaksa IHSG turun ke zona merah.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/hps) Next Article Ikut Melemah, Rupiah Tembus 14.500 Per Dolar AS
Most Popular