Perang Dagang Jadi Fokus, Bursa Saham Asia Bervariasi

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
17 July 2018 17:13
Bursa saham utama kawasan Asia ditutup bervariasi pada perdagangan hari ini.
Foto: Reuters
Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham utama kawasan Asia ditutup bervariasi pada perdagangan hari ini: indeks Strait Times naik 0,21%, indeks Nikkei naik 0,44%, indeks Kospi turun 0,18%, indeks Shanghai turun 0,55%, dan indeks Hang Seng turun 1,25%.

Risiko perang menyita perhatian investor. Tak kunjung meredanya balas-membalas tarif antara AS dengan mitra dagangnya membuat International Monetary Fund (IMF) angkat bicara.

Dalam laporan World Economic Outlook, IMF memperingatkan bahwa perang dagang antara AS dengan mitra dagangnya dapat mengurangi pertumbuhan ekonomi global sebanyak 0,5% pada tahun 2020. Jika dihitung angka nominalnya, nilainya mencapai sekitar US$ 430 miliar.

Lembaga yang berbasis di Washington tersebut menyebut bahwa AS merupakan pihak yang paling rentan terhadap perang tarif yang kini sedang terjadi.

Belum lama ini, pemerintahan Presiden Donald Trump mengumumkan daftar barang-barang asal China senilai US$ 200 miliar yang akan dikenakan bea masuk baru sebesar 10%. Sementara dengan Uni Eropa, mobil-mobil impor asal Benua Biru berpotensi dikenakan bea masuk tambahan oleh Trump.

Namun, ada harapan bagi laju perekonomian dunia ditengah masih berkecamuknya perang dagang antara AS dengan China dan Uni Eropa. Jepang dan Uni Eropa pada hari ini menandatangani kesepakatan dagang yang akan mengeleminasi hampir seluruh tarif.

Melalui kesepakatan ini, sekitar 99% tarif yang sebelumnya dikenakan oleh Uni Eropa terhadap produk-produk impor asal Jepang akan dihilangkan. Sementara bagi Uni Eropa, sebanyak 94% tarif ketika mengekspor ke Jepang akan dihilangkan, sebelum nantinya naik menjadi 99% pada tahun-tahun mendatang.

Bagi konsumen Jepang, barang-barang asal Uni Eropa seperti wine, babi, keju, dan biskuit akan menjadi lebih murah. Bagi Uni Eropa, komponen mesin, teh dan ikan asal Jepang akan menjadi lebih murah.

Kesepakatan ini tentu merupakan kabar gembira bagi ekonomi dunia. Pasalnya, gabungan dari ekonomi Jepang dan Uni Eropa setara dengan sepertiga ekonomi dunia dan mencakup lebih dari 600 juta masyarakat.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(ank/hps) Next Article Kabar Baik China vs Buruk Dari Amerika, Bursa Asia Bervariasi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular