
Terbeban Faktor Domestik, Rupiah Melemah Saat Dolar AS Lesu
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
17 July 2018 09:37

Kemungkinan ada dua penyebab. Pertama adalah sikap investor yang cenderung melepas aset-aset di pasar keuangan Indonesia. Di pasar saham, investor asing membukukan jual bersih Rp 53,2 miliar yang berkontribusi kepada pelemahan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sebesar 0,49% pada pukul 09:19 WIB.
Sepertinya investor mulai melakukan ambil untung setelah IHSG menguat signifikan selama pekan lalu. Dalam lima hari perdagangan pekan kemarin, IHSG melonjak 4,38%. Investor asing pun mencatatkan beli bersih Rp 678,4 miliar. Sepanjang Juli, IHSG menguat 1,23%.
Angka-angka itu sepertinya mulai menggoda investor untuk merealisasikan keuntungan. Aksi ambil untung ini pun menjadi pemberat bagi IHSG, dan juga rupiah karena terjadi pelepasan terhadap aset-aset berbasis mata uang ini.
Faktor kedua adalah investor mulai mempersiapkan diri untuk pengumuman suku bunga acuan. Bank Indonesia (BI) akan mengadakan Rapat Dewan Gubernur pada 18-19 Juni dan pengumuman suku bunga acuan 7 day reverse repo rate dilakukan pada 19 Juni.
The Fed kemungkinan besar akan menaikkan suku bunga acuan dua kali lagi atau menjadi empat kali sepanjang 2018. Sikap The Fed yang cenderung hawkish memaksa bank sentral lain menerapkan kebijakan serupa, termasuk BI. Ini dilakukan agar Indonesia tidak 'ketinggalan kereta' dan tetap menarik di mata investor.
BI sendiri sudah menaikkan suku bunga acuan 100 basis poin sepanjang 2018, tetapi belum mampu membendung pelemahan rupiah yang sudah mencapai 5,7% sejak awal tahun. Oleh karena itu, sebagian pelaku pasar memperkirakan BI masih akan menaikkan suku bunga acuan, meski mungkin tidak dilakukan bulan ini. Harap-harap cemas pelaku pasar ini membuat rupiah juga tidak bergairah sehingga masih melemah di hadapan dolar AS.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Sepertinya investor mulai melakukan ambil untung setelah IHSG menguat signifikan selama pekan lalu. Dalam lima hari perdagangan pekan kemarin, IHSG melonjak 4,38%. Investor asing pun mencatatkan beli bersih Rp 678,4 miliar. Sepanjang Juli, IHSG menguat 1,23%.
Angka-angka itu sepertinya mulai menggoda investor untuk merealisasikan keuntungan. Aksi ambil untung ini pun menjadi pemberat bagi IHSG, dan juga rupiah karena terjadi pelepasan terhadap aset-aset berbasis mata uang ini.
The Fed kemungkinan besar akan menaikkan suku bunga acuan dua kali lagi atau menjadi empat kali sepanjang 2018. Sikap The Fed yang cenderung hawkish memaksa bank sentral lain menerapkan kebijakan serupa, termasuk BI. Ini dilakukan agar Indonesia tidak 'ketinggalan kereta' dan tetap menarik di mata investor.
BI sendiri sudah menaikkan suku bunga acuan 100 basis poin sepanjang 2018, tetapi belum mampu membendung pelemahan rupiah yang sudah mencapai 5,7% sejak awal tahun. Oleh karena itu, sebagian pelaku pasar memperkirakan BI masih akan menaikkan suku bunga acuan, meski mungkin tidak dilakukan bulan ini. Harap-harap cemas pelaku pasar ini membuat rupiah juga tidak bergairah sehingga masih melemah di hadapan dolar AS.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Pages
Most Popular