Analisis Teknikal

Saham SMGR Jangka Panjang Rawan Koreksi, tapi Tidak Pekan ini

Houtmand P Saragih & Yazid Muamar, CNBC Indonesia
16 July 2018 09:53
2018 rupanya bukanlah tahunnya PT Semen Indonesia Tbk (SMGR). Secara teknikal, saham perseroan masih tertekan dalam jangka panjang.
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto
Jakarta, CNBC Indonesia - 2018 rupanya bukanlah tahunnya PT Semen Indonesia Tbk (SMGR), mengingat adanya kelebihan pasokan di lapangan yang menekan saham BUMN tersebut. Secara teknikal, saham perseroan masih tertekan dalam jangka panjang.

Saham SMGR pada perdagangan Jumat (12/7/2018) ditutup melemah pada level Rp 7.250 per saham (-2,35%) dengan nilai transaksi Rp 37 miliar. Adapun investor asing mencatat penjualan bersih (net sell) sebesar Rp 2 miliar.

Secara tahun berjalan (year to date/YtD) SMGR mengalami penurunan sebesar 29,44% atau lebih buruk dibandingkan kinerja indeks sektoralnya yakni sektor industri dasar dan kimia yang justu naik 14,26%.

Koreksi ini terjadi setelah Semen Indonesia menilai harga jual semen perlu dipangkas agar produsen semen lokal bisa bersaing dengan semen asing yang sudah merangsek sejak 2014, dengan menawarkan harga yang lebih rendah.

Dalam satu kesempatan, Komisaris Semen Padang Khairul Jasmi menyebutkan serbuan pabrik semen asing benar-benar merampas pasar semen milik BUMN. Apalagi, pemerintah kini mengizinkan impor semen dan klinker yang memukul bisnis anak usaha Semen Indonesia ini.

Kebijakan ini diambil tatkala Asosiasi Semen Indonesia mengungkapkan kelebihan pasokan semen di Indonesia sebesar 41,05 juta ton. Hingga kuartal I-2018 kapasitas terpasang produksi semen nasional mencapai 107,4 juta ton, sedangkan total kebutuhannya hanya 66,35 juta ton.

Pemerintah pun secara retoris mendorong pelaku industri semen domestik untuk membuka pasar ekspor seluas-luasnya untuk meringankan kondisi perusahaan semen yang tertekan akibat kelebihan pasokan (oversupply) semen dalam negeri tersebut.

Namun realisasinya sejauh ini masih jauh panggang dari api, sehingga membuat kinerja saham perusahaan pelat merah di bidang semen tersebut terus tertekan. Bagaimana pergerakan SMGR bila dilihat dari kaca mata analisis teknikal, tim riset CNBC Indonesia merangkumnya sebagai berikut:
Koreksi Bayangi SMGR di Jangka Panjang, tapi Tidak Pekan iniSumber: Reuters
Secara jangka panjang SMGR cenderung bergerak menurun (down trend), terlihat dari pola grafik puncak berganda (double top) di grafik pergerakan saham tersebut sejak awal tahun. Pola ini mengindikasikan tren penurunan (bearish) kuat yang diikuti penurunan harga lagi.

Besar kemungkinan SMGR akan kembali turun beberapa hari dalam sepekan ini seperti yang terlihat dalam pola grafik lilin yang terbentuk pada perdagangan terakhirnya yaitu pola grafik penutup hitam (bearish engulfing) yang merupakan indikasi kuat atas penurunan.

Mengacu pada beberapa indikator teknikal lainnya, SMGR juga belum keluar dari tekanan, di mana saham perseroan kembali gagal melewati rerata pergerakan (moving average/MA) harga 5 dan 20 hari (MA-5 & MA-20) meski masih di atas rerata pergerakan 10 hari (MA-10).

Namun harap dicatat, indikator rerata pergerakan konvergen dan divergen (moving average convergence divergence/MACD) menunjukkan sinyal penguatan jangka pendek sepekan ini, karena SMGR sudah membentuk sinyal persilangan emas (golden cross).

Dalam sepekan masih terbuka penguatan seperti terlihat dari sinyal MA dan MACD, apalagi setelah investor asing masuk pada pekan lalu yang mendukung apresiasi harga SMGR. Meski demikian, dalam jangka panjang koreksi masih akan membayangi.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(ags) Next Article Ini Dia Jajaran Direksi dan Komisaris Semen Indonesia Terbaru

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular