
Investor Waswas Perang Dagang, Yen Menguat Melibas Rupiah
Alfado Agustio, CNBC Indonesia
11 July 2018 14:48

Jakarta, CNBC Indonesia - Kurs rupiah bergerak melemah terhadap yen jepang pada siang ini. Situasi ini didorong memanasnya tensi perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China, serta rilis data terbaru permintaan mesin di Jepang.
Pada Rabu (11/7/2018) pukul 12:50 WIB, JPY 1 dibanderol Rp 129,05. Rupiah menguat 0,09% dibandingkan penutupan hari kemarin.
Pelemahan mendorong harga jual yen turun menembus di atas Rp 133. Berikut data perdagangan di beberapa bank nasional hingga pukul 12:30 WIB:
Perseteruan antara AS dan China semakin memanas pekan ini setelah Presiden AS Donald Trump menerbitkan aturan bea impor baru bagi produk-produk China senilai US$200 miliar. Kebijakan ini belum langsung diterapkan, tetapi dipastikan membuat Beijing meradang.
Pasalnya pada 6 Juli, AS telah resmi menerapkan bea masuk bagi produk-produk China senilai US$34 miliar. Aturan tersebut pun langsung dibalas pihak Beijing yang ikut menerapkan tarif impor yang sama besarnya.
Dengan kondisi yang semakin mengkhawatirkan ini, mendorong investor untuk mengamankan aset yang dimiliki. Salah satunya, dengan memburu instrument investasi minim resiko seperti yen. Permintaan yen yang meningkat mendorong penguatan mata uang tersebut.
Dari dalam negeri, kondisi sektor industri khususnya mesin di Negeri Sakura semakin membaik. Salah satu faktor pendorongnya meningkatnya permintaan. Data Sekretaris Kabinet Jepang per Mei 2018 memperlihatkan permintaan tumbuh 16,5% atau 2 kali lipat dari perkiraan yaitu 8,6%.
Meningkatnya permintaan ini juga bisa mendorong ekspor, karena mesin merupakan komoditas ekspor andalan Negeri Sakura. Di tahun 2017 saja, porsi ekspor mesin mencapai 19,8% dari total ekspor nasional.
Kenaikan permintaan tentu bisa mendorong ekspor meningkat dan menambah aliran devisa negara. Kuatnya sentimen dari eksternal dan internal mendorong yen semakin kuat di hadapan nilai tukar rupiah.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags) Next Article Lawan Mata Uang Asia, Rupiah Menang!
Pada Rabu (11/7/2018) pukul 12:50 WIB, JPY 1 dibanderol Rp 129,05. Rupiah menguat 0,09% dibandingkan penutupan hari kemarin.
![]() |
Bank | Harga Beli | Harga Jual |
Bank Mandiri | Rp 126,01 | Rp 130,83 |
Bank BNI | Rp 126,42 | Rp 133,02 |
Bank BRI | Rp 128,64 | Rp 130,30 |
Bank BCA | Rp 126,40 | Rp 132,96 |
Perseteruan antara AS dan China semakin memanas pekan ini setelah Presiden AS Donald Trump menerbitkan aturan bea impor baru bagi produk-produk China senilai US$200 miliar. Kebijakan ini belum langsung diterapkan, tetapi dipastikan membuat Beijing meradang.
Dengan kondisi yang semakin mengkhawatirkan ini, mendorong investor untuk mengamankan aset yang dimiliki. Salah satunya, dengan memburu instrument investasi minim resiko seperti yen. Permintaan yen yang meningkat mendorong penguatan mata uang tersebut.
Dari dalam negeri, kondisi sektor industri khususnya mesin di Negeri Sakura semakin membaik. Salah satu faktor pendorongnya meningkatnya permintaan. Data Sekretaris Kabinet Jepang per Mei 2018 memperlihatkan permintaan tumbuh 16,5% atau 2 kali lipat dari perkiraan yaitu 8,6%.
Meningkatnya permintaan ini juga bisa mendorong ekspor, karena mesin merupakan komoditas ekspor andalan Negeri Sakura. Di tahun 2017 saja, porsi ekspor mesin mencapai 19,8% dari total ekspor nasional.
Kenaikan permintaan tentu bisa mendorong ekspor meningkat dan menambah aliran devisa negara. Kuatnya sentimen dari eksternal dan internal mendorong yen semakin kuat di hadapan nilai tukar rupiah.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags) Next Article Lawan Mata Uang Asia, Rupiah Menang!
Most Popular