Trump Mau Ringankan Sanksi Iran, Harga Minyak Anjlok 1%

Raditya Hanung Prakoswa, CNBC Indonesia
11 July 2018 11:03
Harga minyak light sweet bergerak melemah 0,76% ke US$73,55/barel, sementara harga brent yang menjadi acuan di Eropa terkoreksi ke US$78,11/barel
Foto: Reuters
Jakarta, CNBC IndonesiaHarga minyak jenis light sweet yang menjadi acuan di Amerika Serikat (AS) bergerak melemah 0,76% ke  US$73,55/barel, sementara harga brent yang menjadi acuan di Eropa juga terkoreksi 0,95% ke US$78,11/barel, pada perdagangan hari ini Rabu (11/07/2018) hingga pukul 10.00 WIB.

Pergerakan harga minyak Eropa berubah 180 derajat, setelah pada perdagangan kemarin melesat 1% lebih. Biang keladi dari melemahnya harga brent pagi ini adalah pemerintah AS yang akan mempertimbangkan keringanan sanksi bagi Iran.

Trump Mau Ringankan Sanksi Iran, Harga Minyak Anjlok 1%


Beberapa negara dikabarkan sudah menyampaikan permintaan ke Washington agar dibebaskan dari sanksi ekspor minyak yang akan menimpa Iran, seperti disebutkan oleh Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo pada hari Selasa (10/07/2018) waktu setempat.

Sebelumnya, pemerintah AS berencana untuk menghentikan ekspor minyak Iran, dengan cara mengancam perusahaan-perusahaan asing untuk menghentikan pembelian minyak dari Negeri Persia per awal November 2018. Jika tidak mematuhi ancaman itu, AS siap meluncurkan sanksi yang berat.

"Terdapat beberapa negara yang datang ke AS, dan meminta keringanan terkait hal tersebut (impor minyak dari Iran). Kita akan mempertimbangkannya," ucap Pompeo pada saat catatan wawancaranya dengan Sky News Arabia yang dirilis oleh Departemen Luar Negeri AS, seperti dikutip oleh CNBC International.

Meski demikian, dalam pernyataan Pompeo, belum ada detil nama-nama negara yang akan diberikan fasilitas peringanan tersebut. Perkembangan ini lantas meredakan kekhawatiran investor akan kelangkaan pasokan minyak global yang sedang terjadi. Padahal, permintaan sang emas hitam global justru sedang meningkat.

Sebagai catatan, kekhawatiran kelangkaan pasokan tidak hanya dipicu oleh sanksi Iran, namun juga akibat disrupsi pasokan yang terjadi di Libya dan Kanada.

Produksi minyak Libya diperkirakan turun ke 527.000 barel per hari (bph) dari 1,28 juta bph di Februari 2018 lalu, menurut kepala perusahaan minyak milik negara Libya, National Oil Corporation (NOC). Hal itu disebabkan penutupan pelabuhan minyak di Libya wilayah timur oleh kelompok separatis,

Sementara, American Petroleum Association (API) hari ini melaporkan cadangan minyak Negeri Paman Sam turun 6,8 juta barel pada pekan lalu menjadi 410,1 juta barel. Penurunan ini lebih tajam dibandingkan perkiraan pasar yaitu 4,5 juta barel. Penyebabnya masih penurunan pasokan dari fasilitas milik Syncrude di Kanada yang belum bisa beroperasi.

Dengan sifat AS yang melunak terkait sanksi Iran, maka setidaknya sentimen disrupsi pasokan dari Negeri Persia agak mereda. Sentimen membaiknya pasokan global ini lantas menjadi pemberat harga minyak pada hari ini.

(RHG/gus) Next Article Harga Minyak Sukar Lepas Dari USD 50 - USD 60 per Barrel

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular