Disrupsi di Libya dan Norwegia, Harga Minyak ke US$79/barel

Raditya Hanung Prakoswa, CNBC Indonesia
10 July 2018 19:11
Harga minyak light sweet bergerak menguat 0,49% ke US$74,21/barel, sementara harga brent yang menjadi acuan di Eropa naik nyaris 1,5% ke US$79,13/barel
Foto: REUTERS/Andrew Cullen
Jakarta, CNBC IndonesiaHarga minyak jenis light sweet yang menjadi acuan di Amerika Serikat (AS) bergerak menguat 0,49% ke   US$74,21/barel, sementara harga brent yang menjadi acuan di Eropa naik nyaris 1,5% ke US$79,13/barel, pada perdagangan hari ini hingga pukul 18.35 WIB.

Harga minyak Eropa mampu melesat lebih kencang, setelah tadi pagi masih naik di kisaran 0,46% ke US$78,43/barel per pukul 10.00 WIB. Dengan pergerakan malam ini, brent kembali menyentuh level di atas US$79/barel, setelah terakhir kali dicapai pada sepekan lalu.

Disrupsi di Libya dan Norwegia, Harga Minyak ke US$79/barel


Pendorong utama kenaikan harga sang emas hitam hari ini datang dari ratusan pekerja di kilang migas lepas pantai Norwegia yang akan melangsungkan mogok kerja, setelah pembicaraan mengenai upah menemui jalan buntu.

Situasi tersebut diperkirakan akan menyebabkan disrupsi produksi yang cukup besar, setidaknya untuk blok Knarr yang dioperasikan Shell. Hal ini lantas menambah parah sentimen kelangkaan pasokan yang global yang sudah menghantui investor dalam beberapa waktur terakhir.

Seperti diketahui, pemerintah AS berencana untuk menghentikan ekspor minyak Iran, dengan cara mengancam perusahaan-perusahaan asing untuk menghentikan pembelian minyak dari Negeri Persia per awal November 2018. Jika tidak menurut, AS siap meluncurkan sanksi yang berat.

Menurut catatan Organisasi Negara-negara Eksportir Minyak (OPEC), ekspor minyak mentah Iran adalah 2,12 juta barel/hari. Sementara ekspor produk hasil minyak adalah 992.500 barel/hari.  Bila pasokan dari Iran terputus, maka potensi di atas menjadi hilang sehingga pasokan global akan berkurang.  

Kemudian, produksi minyak Libya juga diperkirakan turun ke 527.000 barel per hari (bph) dari 1,28 juta bph di Februari 2018 lalu, seperti disampaikan oleh kepala perusahaan minyak milik negara Libya, National Oil Corporation (NOC), pada hari Senin (09/07/2018), dikutip dari CNBC International. Hal itu disebabkan penutupan pelabuhan minyak di Libya wilayah timur oleh kelompok separatis.

Catatan di atas belum memperhitungkan pasokan minyak ke penyimpanan di Cushing (Oklahoma) yang sedang bermasalah. Pasokan minyak dari Kanada menurun karena kerusakan di fasilitas produksi milik Syncrude. Pasokan dari Syncrude bisa mencapai 360.000 barel/hari.

Meningkatnya kekhawatiran terhadap semakin langkanya pasokan minyak global tersebut bahkan diperkirakan akan mengerek harga minyak brent hingga di atas US$85/barel, menurut catatan MUFG Bank.

"Disrupsi pasokan terbaru yang muncul dari Kanada, Iran, Libya, Venezuela, dan AS, meningkatkan kemungkinan terganggunya perdagangan minyak, dan membawa potensi risiko kenaikan (harga minyak) dalam jangka pendek," jelas MUFG, seperti dikutip dari CNBC International.


(RHG/gus) Next Article Harga Minyak Turut Terguncang

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular