Pasar Obligasi Naik, Lengkapi Reli Saham dan Rupiah

Irvin Avriano, CNBC Indonesia
06 July 2018 14:59
Pasar Obligasi Naik, Lengkapi Reli Saham dan Rupiah
Foto: Freepik
Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar obligasi negara menguat pada sesi I perdagangan hari ini, melenjutkan kenaikan berturut-turut sejak Rabu. Penguatan ini mencerminkan ramainya aksi beli yang memacu harga di semua seri acuan (benchmark). 

Positifnya pasar surat berharga negara (SBN) hari ini turut menggenapkan kenaikan berturut-turut surat berharga negara (SBN) sejak beberapa hari terakhir yang mengindikasikan pembalikan sesaat (rebound). 

Data Reuters menunjukkan penguatan terbesar dialami seri pendek dan menengah, yaitu FR0063 (acuan 5 tahun) dan FR0064 (acuan 10 tahun).

Penguatan harga tersebut serta-merta menekan tingkat imbal hasilnya (yield) di pasar sekunder.
 Yield yang paling tertekan terjadi pada seri acuan 5 tahun sebesar 9 basis poin (bps) dan pada seri menengah 10 tahun sebesar 7 bps. 

Meski pasar surat utang positif, aksi beli di pasar tersebut belum mencerminkan optimisme investor global terhadap sisi makroekonomi global dan domestik. Penguatan itu lebih mencerminkan pembalikan arah (rebound) setelah sebelumnya terkoreksi sepanjang 1 bulan terakhir.  

Selain itu, posisi yield acuan investor surat utang global yaitu obligasi pemerintah AS (US Treasury) tenor acuan 10 tahun juga menunjukkan adanya koreksi, sehingga selisih yield-nya (spread) dengan obligasi rupiah pemerintah Indonesia melebar. Spread yang melebar, dari 3,2 poin menjadi 3,85 poin siang ini, ditambah faktor turunnya yield US Treasury, membuat investor global menilai pasar SBN rupiah menjadi sedikit lebih menarik dibandingkan dengan sebelumnya. 

Posisi yield US Treasury berada pada 2,83% siang ini, turun tipis 1 bps. Posisi itu sudah turun dalam jumlah besar yaitu 28 bps dari posisi tertinggi 3,11% pada 17 Mei. Koreksi harga obligasi pemerintah tenor 10 juga mereda, terlihat dari posisi yield tertinggi tahun ini sebesar 7,82% pada akhir Juni.

Pantauan siang ini pada 14:15, Indeks Harga Saham Gabungan terkoreksi 0,48% menjadi 5.711 dan nilai tukar rupiah menguat 0,17% menjadi Rp14.355/dolar AS.
Seri panjang, yang dapat dicerminkan oleh posisi yield seri FR0075 (acuan 20 tahun), masih berada di bawah yield seri menengah lain yaitu FR0065 (acuan 15 tahun). 

Secara normal, yield seri panjang seharusnya lebih tinggi daripada yang bertenor lebih singkat, yaitu seri menengah dan seri pendek karena yield mencerminkan risiko pada investasi yang lebih panjang. 

Kondisi anomali tersebut terjadi sejak Selasa. Yield tenor 20 tahun yang lebih rendah dari tenor seri menengah mengindikasikan surutnya optimisme investor terhadap kondisi makroekonomi Indonesia dalam jangka panjang. 

Namunrendahnya yield obligasi bertenor panjang dibandingkan yield tenor seri menengah atau seri lebih pendek dapat juga mengindikasikan terbentuknya kurva yield yang terbalik (inverted yield curve), yang mengarah pada cerminan prediksi kondisi perekonomian yang semakin memburuk. 

TIM RISET CNBC INDONESIA


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular