BTEL Restrukturisasi Utang Lagi Senilai Rp 5,32 T

Tito Bosnia, CNBC Indonesia
06 July 2018 14:52
Wesel senior tersebut ialah utang pada tahun 2010 sebesar US$ 250 juta dan US$ 130 juta yang diterbitkan pada 2011 dan telah jatuh tempo.
Foto: ist
Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bakrie Telecom (BTEL) bersama dengan anak usaha Bakrie Telecom Pte.Ltd (BTPL) yang berbasis di Singapura akan melakukan restrukturisasi utang-utang berdenominasi valuta asing yaitu wesel senior dengan nilai total US$ 380 juta atau setara Rp 5,32 triliun.

Wesel senior tersebut ialah utang pada tahun 2010 sebesar US$ 250 juta dan US$ 130 juta yang diterbitkan pada 2011 dan telah jatuh tempo.

"Proses restrukturisasi terutama wesel senior yang diterbitkan oleh BTPL saat ini masih dalam proses penyelesaian. Utang tersebut menjadi basis auditor BTPL di Singapura yang kemudian turut mempengaruhi laporan keuangan konsolidasian BTEL," ujar Andi Pravidia, Direktur Keuangan BTEL dalam Public Expose di Bakrie Tower, Jumat (6/7/2018).

Penyelesaian utang tersebut nantinya akan dilakukan proses exchange offer untuk menawarkan pertukaran wesel senior yang saat ini dimiliki oleh kreditur dengan wesel baru yang terdiri dari 70% obligasi wajib konversi (OWK) dan 30% porsi tunai.

Saat ini, upaya proses restrukturisasi masih menunggu permohonan Chapter 15 di New York Amerika Serikat atas hasil Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) BTEL atas wesel senior tersebut.

"Dengan memiliki OWK, maka kreditur dapat melakukan konversi ke saham BTEL. Proses ini adalah tahap terakhir dalam restrukturisasi yang diperkirakan rampung paling cepat akhir 2018," tambah Andi.

Hingga saat ini, perseroan telah menyelesaikan restrukturisasi utang senilai Rp 11,25 triliun menurut data perseroan terakhir. Utang terdiri dari wesel senior sebesar Rp 5,10 triliun hingga utang yang diselesaikan melalui Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) sebesar Rp 7,15 triliun.

Dari jumlah tersebut, baru satu kreditur yang telah menerima OWK dan porsi tunai yang harus diberikan kepada 580 kreditur.

Satu kreditur tersebut ialah Huawei Group yang menjadi salah satu pemegang saham BTEL melalui skema OWK senilai Rp 1,2 triliun menjadi 6,18 miliar lembar saham BTEL pada 1 Maret 2017. Utang perseroan kepada Huawei sebesar Rp 7,6 triliun sehingga sisa utang yang belum dikonversi sebesar Rp 6,4 triliun.

Proses penyelesaian utang senilai Rp 11,25 triliun juga dilakukan dengan cara sama yaitu restrukturisasi wesel senior perseroan.

"Kalau utangnya lebih dari Rp 3 miliar itu 100% tunai, tapi kalau lebih itu 70% OWK dan 30% tunai. Kedepan setelah Huawei akan ada perusahaan besar yang melakukan penukaran menjadi equity salah satunya BlackBerry kami harapkan prosesnya lebih cepat," ungkap Andi.

Dari 580 kreditur, sekitar 50 kreditur termasuk Huawei akan dilakukan penukaran utang dengan skema OWK dan porsi tunai, sedangkan sisanya yaitu 530 kreditur dibayar dengan porsi tunai karena utang dibawah Rp 3 miliar.
(hps) Next Article Utang 'Segunung', WSKT Restrukturisasi Utang Cucu Usaha Rp8 T

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular