
Analisis Teknikal
Setelah Reli Panjang, Saham BTON Berpotensi Turun
Yazid Muamar, CNBC Indonesia
05 July 2018 17:48

Jakarta, CNBC Indonesia - Pada perdagangan hari ini harga saham BTON sempat menyetuh batas auto rejection karena naik 35% ke level Rp 262/saham. Sementara itu, volume 92 ribu lot senilai Rp 2,3 miliar sampai dengan sesi I.
Dari awal tahun hingga hari ini, (year to date/YTD) harga saham saham berkode BTON ini telah mengalami penguatan hingga 133,93%, atau jauh lebih tinggi dibandingkan sektor industri dasar dan kimia di bursa nasional yang naik 5,22%.
Pihak otoritas bursa memasukan BTON pada kategori saham yang bergerak tidak wajar atau unusual Market Activity (UMA) pada hari selasa (26/6/2018).
Direktur dan Sekretaris Perusahaan Andy Soesanto akhir Juni lalu menyampaikan kepada BEI bahwa perseroan tidak mengetahui penyebab kenaikan harga saham.
Berikut analisis tim riset CNBC Indonesia terhadap saham BTON dari sisi teknikal untuk sepekan ini:
(Sumber: Reuters)
Saham BTON cenderung bergerak anomali, pada awal juni 2018 harga saham perusahaan masih bergerak di harga 180 kemudian melonjak tajam hingga mencapai puncak nya pada akhir juni 2018 di harga 300 kemudian turun tajam kembali di awal Juli 2018 hingga ke level harga di bawah 200.
BTON diprediksi bergerak dengan kecenderungan melemah pada pekan selanjutnya, berdasarkan indikator slow stochastic BTON belum berada pada area jenuh jualnya (oversold).
Berdasarkan indikator rerata pergerakan hari (moving average) BTON bergerak di atas rerata pergerakan 50 hari (MA-50), pergerakan 20 hari (MA-20) dan pergerakan 5 hari nya (MA-5) yang menandakan BTON tidak dalam tekanan jual yang dapat sewaktu waktu naik maupun turun tajam.
Senada dengan peringatan otoritas bursa sebaiknya pelaku bursa mempertimbangkan untuk berinvestasi pada saham ini karena anomali nya yang tinggi.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(hps) Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500
Dari awal tahun hingga hari ini, (year to date/YTD) harga saham saham berkode BTON ini telah mengalami penguatan hingga 133,93%, atau jauh lebih tinggi dibandingkan sektor industri dasar dan kimia di bursa nasional yang naik 5,22%.
Pihak otoritas bursa memasukan BTON pada kategori saham yang bergerak tidak wajar atau unusual Market Activity (UMA) pada hari selasa (26/6/2018).
"Perseroan tidak memiliki fakta material atau kejadian penting lain yang harus disampaikan korporasi dalam waktu dekat dan menurut kami seluruh informasi penting yang harus disampaikan kepada BEI dan OJK telah dilaksanakan dan disampaikan," kata Andy.
Berikut analisis tim riset CNBC Indonesia terhadap saham BTON dari sisi teknikal untuk sepekan ini:
|
(Sumber: Reuters)
Saham BTON cenderung bergerak anomali, pada awal juni 2018 harga saham perusahaan masih bergerak di harga 180 kemudian melonjak tajam hingga mencapai puncak nya pada akhir juni 2018 di harga 300 kemudian turun tajam kembali di awal Juli 2018 hingga ke level harga di bawah 200.
BTON diprediksi bergerak dengan kecenderungan melemah pada pekan selanjutnya, berdasarkan indikator slow stochastic BTON belum berada pada area jenuh jualnya (oversold).
Berdasarkan indikator rerata pergerakan hari (moving average) BTON bergerak di atas rerata pergerakan 50 hari (MA-50), pergerakan 20 hari (MA-20) dan pergerakan 5 hari nya (MA-5) yang menandakan BTON tidak dalam tekanan jual yang dapat sewaktu waktu naik maupun turun tajam.
Senada dengan peringatan otoritas bursa sebaiknya pelaku bursa mempertimbangkan untuk berinvestasi pada saham ini karena anomali nya yang tinggi.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(hps) Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500
Most Popular