
Rupiah Kian Melemah Melawan Dolar Australia
Alfado Agustio, CNBC Indonesia
05 July 2018 11:43

Jakarta, CNBC Indonesia - Kurs rupiah bergerak melemah terhadap dolar Australia pada perdagangan siang hari ini. Pelemahan ini didorong oleh rilis data terbaru neraca perdagangan Negeri Kangguru.
Pada Kamis (5/7/2018) pukul 11:28 WIB, AUD1 dibanderol Rp 10.624,49. Rupiah melemah 0,34% dibandingkan penutupan perdagangan kemarin.
Pelemahan ini mendorong harga jual dolar Australia bertahan di atas Rp 10.700. Berikut data perdagangan dolar Australia di beberapa bank nasional hingga pukul 11:15 WIB:
Kondisi ekonomi Australia memasuki kuartal II-2018 cukup cemerlang dengan surplus neraca perdagangan pada Mei. Berdasarkan data Australian Bureau of Statistics (ABS), surplus Negeri Kangguru itu mencapai AUD827 miliar. Surplus perdagangan ini tidak lepas dari pertumbuhan ekspor yang positif.
Data ABS memperlihatkan tingkat ekspor barang dan jasa per Mei tumbuh 4%, sementara impor hanya naik 3%. Net ekspor sebesar 1% inilah yang menjadi faktor pendorong tercapainya surplus perdagangan dan memicu sentimen positif di pasar.
Di sisi lain, Indonesia justru mengalami nasib sebaliknya. Bank Indonesia (BI) memproyeksi defisit transaksi berjalan pada kuartal II-2018 sekitar 2,5% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Proyeksi defisit itu lebih tinggi dari posisi kuartal I yang hanya 2,15% dari PDB.
Akibatnya, pelaku pasar uang pun memilih memgang rupiah ketimbang dolar Australia.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags) Next Article September Kurang Ceria, Dolar Aussie Libas Rupiah Sepekan Ini
Pada Kamis (5/7/2018) pukul 11:28 WIB, AUD1 dibanderol Rp 10.624,49. Rupiah melemah 0,34% dibandingkan penutupan perdagangan kemarin.
![]() |
Bank | Harga Beli | Harga Jual |
Bank Mandiri | Rp 10.388,00 | Rp 10.745,00 |
Bank BNI | Rp 10.489,00 | Rp 10.714,00 |
Bank BRI | Rp 10.560,55 | Rp 10.721,49 |
Bank BCA | Rp 10.456,00 | Rp 10.742,00 |
Di sisi lain, Indonesia justru mengalami nasib sebaliknya. Bank Indonesia (BI) memproyeksi defisit transaksi berjalan pada kuartal II-2018 sekitar 2,5% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Proyeksi defisit itu lebih tinggi dari posisi kuartal I yang hanya 2,15% dari PDB.
Akibatnya, pelaku pasar uang pun memilih memgang rupiah ketimbang dolar Australia.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags) Next Article September Kurang Ceria, Dolar Aussie Libas Rupiah Sepekan Ini
Most Popular