
Nantikan Perkembangan Perang Dagang, Bursa Saham Asia Melemah
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
04 July 2018 17:53

Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas bursa saham utama kawasan Asia ditutup melemah pada perdagangan hari ini: indeks Nikkei turun 0,31%, indeks Shanghai turun 0,94%, indeks Hang Seng turun 1,06%, dan indeks Kospi turun 0,32%.
Investor bermain defensif sembari menantikan kelanjutan perang dagang antara AS dengan China. Pada tanggal 6 Juli mendatang bea masuk baru bagi senilai US$ 34 miliar produk asal China akan mulai diberlakukan oleh AS. Negeri Panda pun sudah menyiapkan tarif balasan bagi produk-produk asal AS dengan nilai yang sama dan juga akan mulai berlaku pada 6 Juli.
Sebenarnya, ada secercah harapan bea masuk tersebut tak jadi diterapkan oleh AS. Pemerintahan AS kini memperbolehkan ZTE untuk melakukan kegiatan yang dibutuhkan guna memelihara jaringan dan peralatannya di AS. Pelonggaran ini akan diberikan bagi ZTE sampai dengan 1 Agustus mendatang.
Sebelumnya, ZTE dikenakan sanksi oleh pemerintahan AS lantaran melanggar kesepakatan yang dibuat dengan mereka pada tahun 2017 pasca ketahuan menjual produknya secara ilegal ke Iran dan Korea Utara.
Melunaknya pemerintahan AS terhadap ZTE lantas memberikan indikasi bahwa bea masuk yang sudah disiapkan tak akan jadi diterapkan pada 6 Juli mendatang. Namun, investor menganggap peluangnya kecil.
Sentimen perang dagang terbukti lebih mendominasi jalannya perdagangan, mengalahkan sentimen positif yang datang dari kuatnya data-data ekonomi. Di China, PMI Composite periode Juni diumumkan di level 53, mengalahkan capaian periode sebelumnya yang sebesar 52,3. Kemudian, PMI Services periode yang sama diumumkan di level 53,9, juga mengalahkan capian periode sebelumnya yang sebesar 52,9.
Di Jepang, PMI Composite periode Juni diumumkan sebesar 52,1, lebih tinggi dari capaian bulan Mei yang sebesar 51,7, sementara PMI Services periode yang sama diumumkan sebesar 51,4, juga lebih tinggi dari capaian bulan Mei yang sebesar 51.
(ank/hps) Next Article Kabar Baik China vs Buruk Dari Amerika, Bursa Asia Bervariasi
Investor bermain defensif sembari menantikan kelanjutan perang dagang antara AS dengan China. Pada tanggal 6 Juli mendatang bea masuk baru bagi senilai US$ 34 miliar produk asal China akan mulai diberlakukan oleh AS. Negeri Panda pun sudah menyiapkan tarif balasan bagi produk-produk asal AS dengan nilai yang sama dan juga akan mulai berlaku pada 6 Juli.
Sebenarnya, ada secercah harapan bea masuk tersebut tak jadi diterapkan oleh AS. Pemerintahan AS kini memperbolehkan ZTE untuk melakukan kegiatan yang dibutuhkan guna memelihara jaringan dan peralatannya di AS. Pelonggaran ini akan diberikan bagi ZTE sampai dengan 1 Agustus mendatang.
Melunaknya pemerintahan AS terhadap ZTE lantas memberikan indikasi bahwa bea masuk yang sudah disiapkan tak akan jadi diterapkan pada 6 Juli mendatang. Namun, investor menganggap peluangnya kecil.
Sentimen perang dagang terbukti lebih mendominasi jalannya perdagangan, mengalahkan sentimen positif yang datang dari kuatnya data-data ekonomi. Di China, PMI Composite periode Juni diumumkan di level 53, mengalahkan capaian periode sebelumnya yang sebesar 52,3. Kemudian, PMI Services periode yang sama diumumkan di level 53,9, juga mengalahkan capian periode sebelumnya yang sebesar 52,9.
Di Jepang, PMI Composite periode Juni diumumkan sebesar 52,1, lebih tinggi dari capaian bulan Mei yang sebesar 51,7, sementara PMI Services periode yang sama diumumkan sebesar 51,4, juga lebih tinggi dari capaian bulan Mei yang sebesar 51.
(ank/hps) Next Article Kabar Baik China vs Buruk Dari Amerika, Bursa Asia Bervariasi
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular