
Saham Bank Lompat Naik, IHSG Balik Arah Tembus 5.700
Houtmand P Saragih, CNBC Indonesia
04 July 2018 15:17

Jakarta, CNBC Indonesia - Setelah sempat tertekan dalam, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) satu jam sebelum penutupan naik signifikan. Saham bank menjadi penopang penguatan IHSG.
IHSG saat ini tercatat naik 1.54% ke level 5.720,83. Nilai transaksi saham tercatat mencapai Rp 5,45 triliun dengan volume 6,73 miliar saham. '
Saham-saham yang menjadi penopang penguatan IHSG antara lain, saham BBRI yang naik 3,18%, saham BMRI naik 3,95%, saham BBNI naik 3,24%, dan saham BBCA naik 2,91%.
Pada awal perdagangan, IHSG sempat terperosok ke zona merah, bahkan sampai meninggalkan level 5.600. Sampai dengan berita ini diturunkan, IHSG melemah 0,65% ke level 5597.28.
Pada pagi hari ini, rupiah menguat 0,21% melawan dolar AS di pasar spot ke level Rp 14.345. Pelaku pasar nampak mulai menyadari bahwa penguatan rupiah bukan dipicu oleh faktor fundamental, melainkan terbantu posisi dolar AS yang sedang lemah lantaran sepinya perdagangan, seiring dengan peringatan hari kemerdekaan AS yang jatuh pada tanggal 4 Juli.
Prospek rupiah ke depannya malah bisa dikatakan masih buruk, seiring dengan proyeksi Bank Indonesia (BI) bahwa defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) kuartal-II 2018 bisa berada di atas 2,5% dari PDB. Padahal, CAD kuartal I hanya sebesar 2,15% dari PDB.
(wed) Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500
IHSG saat ini tercatat naik 1.54% ke level 5.720,83. Nilai transaksi saham tercatat mencapai Rp 5,45 triliun dengan volume 6,73 miliar saham. '
Saham-saham yang menjadi penopang penguatan IHSG antara lain, saham BBRI yang naik 3,18%, saham BMRI naik 3,95%, saham BBNI naik 3,24%, dan saham BBCA naik 2,91%.
Pada pagi hari ini, rupiah menguat 0,21% melawan dolar AS di pasar spot ke level Rp 14.345. Pelaku pasar nampak mulai menyadari bahwa penguatan rupiah bukan dipicu oleh faktor fundamental, melainkan terbantu posisi dolar AS yang sedang lemah lantaran sepinya perdagangan, seiring dengan peringatan hari kemerdekaan AS yang jatuh pada tanggal 4 Juli.
Prospek rupiah ke depannya malah bisa dikatakan masih buruk, seiring dengan proyeksi Bank Indonesia (BI) bahwa defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) kuartal-II 2018 bisa berada di atas 2,5% dari PDB. Padahal, CAD kuartal I hanya sebesar 2,15% dari PDB.
(wed) Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500
Most Popular