IHSG Terperosok ke Bawah Level 5.600
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
04 July 2018 09:53

Jakarta, CNBC Indonesia - Sempat dibuka menguat 0,13%, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kini sudah terperosok ke zona merah, bahkan sampai meninggalkan level 5.600. Sampai dengan berita ini diturunkan, IHSG melemah 0,65% ke level 5597.28.
Penguatan rupiah tak lagi mampu mengangkat IHSG ke zona hijau. Pada pagi hari ini, rupiah menguat 0,21% melawan dolar AS di pasar spot ke level Rp 14.345. Pelaku pasar nampak mulai menyadari bahwa penguatan rupiah bukan dipicu oleh faktor fundamental, melainkan terbantu posisi dolar AS yang sedang lemah lantaran sepinya perdagangan, seiring dengan peringatan hari kemerdekaan AS yang jatuh pada tanggal 4 Juli. Kemarin (3/7/2018), perdagangan di Wall Street hanya dibuka setengah hari.
Prospek rupiah kedepannya malah bisa dikatakan masih buruk, seiring dengan proyeksi Bank Indonesia (BI) bahwa defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) kuartal-II 2018 bisa berada di atas 2,5% dari PDB. Padahal, CAD kuartal-I hanya sebesar 2,15% dari PDB.
Ditengah modal portfolio yang terus mengalir keluar dari Indonesia, membengkaknya CAD tentu akan semakin menekan Neraca Perdagangan Indonesia (NPI). Pada kuartal-I kemarin, NPI membukukan defisit sebesar US$ 3,85 miliar, jauh lebih buruk dibandingkan periode yang sama tahun lalu yaitu surplus US$ 4,51 miliar. Pada akhirnya, nilai tukar rupiah menjadi taruhannya.
Dari sisi eksternal, walaupun ada sentimen positif berupa rencana pemotongan pajak penghasilan di China dan pelonggaran sanksi bagi ZTE, investor nampak memilih bermain aman sembari menunggu hari Jumat (6/7/2018). Pada tanggal tersebut, bea masuk baru bagi senilai US$ 34 miliar produk asal China akan mulai diberlakukan oleh AS. Negeri Panda pun sudah menyiapkan tarif balasan bagi produk-produk asal AS dengan nilai yang sama dan juga akan mulai berlaku pada 6 Juli.
(ank/ank) Next Article Ikut Melemah, Rupiah Tembus 14.500 Per Dolar AS
Penguatan rupiah tak lagi mampu mengangkat IHSG ke zona hijau. Pada pagi hari ini, rupiah menguat 0,21% melawan dolar AS di pasar spot ke level Rp 14.345. Pelaku pasar nampak mulai menyadari bahwa penguatan rupiah bukan dipicu oleh faktor fundamental, melainkan terbantu posisi dolar AS yang sedang lemah lantaran sepinya perdagangan, seiring dengan peringatan hari kemerdekaan AS yang jatuh pada tanggal 4 Juli. Kemarin (3/7/2018), perdagangan di Wall Street hanya dibuka setengah hari.
Prospek rupiah kedepannya malah bisa dikatakan masih buruk, seiring dengan proyeksi Bank Indonesia (BI) bahwa defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) kuartal-II 2018 bisa berada di atas 2,5% dari PDB. Padahal, CAD kuartal-I hanya sebesar 2,15% dari PDB.
Dari sisi eksternal, walaupun ada sentimen positif berupa rencana pemotongan pajak penghasilan di China dan pelonggaran sanksi bagi ZTE, investor nampak memilih bermain aman sembari menunggu hari Jumat (6/7/2018). Pada tanggal tersebut, bea masuk baru bagi senilai US$ 34 miliar produk asal China akan mulai diberlakukan oleh AS. Negeri Panda pun sudah menyiapkan tarif balasan bagi produk-produk asal AS dengan nilai yang sama dan juga akan mulai berlaku pada 6 Juli.
(ank/ank) Next Article Ikut Melemah, Rupiah Tembus 14.500 Per Dolar AS
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular