
Rupiah Balik Menguat, IHSG Dibuka Naik 0,13%
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
04 July 2018 09:25

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat 0,13% pada perdagangan hari ini ke level 5.640,96. Penguatan rupiah menjadi motor utama penguatan IHSG. Pada pagi hari ini, rupiah menguat 0,35% melawan dolar AS di pasar spot ke level Rp 14.325.
Namun, penguatan rupiah nampak bukan dipicu oleh faktor fundamental, melainkan terbantu posisi dolar AS yang sedang lemah lantaran sepinya perdagangan, seiring dengan peringatan hari kemerdekaan AS yang jatuh pada tanggal 4 Juli. Kemarin (3/7/2018), perdagangan di Wall Street hanya dibuka setengah hari.
Tetap saja, penguatan rupiah yang mungkin hanya sementara sudah berhasil mendorong investor asing melakukan beli bersih senilai Rp 30,1 miliar.
Dari sisi eksternal, sentimen juga cukup kondusif. Sebagai usaha untuk mendorong konsumsi dan mengurangi ketimpangan, parlemen China telah menerbitkan draf dari undang-undang pemotongan pajak yang akan mengurangi pajak penghasilan bagi mayoritas masyarakat China.
Dalam draf tersebut, batas atas bagi 3 tarif pajak penghasilan terendah (3,10, dan 20%) akan dinaikkan. Batas atas penghasilan untuk masyarakat yang membayar pajak penghasilan senilai 20% dinaikkan hingga hampir 3 kali lipat, dari US$ 16.000 menjadi US$ 45.000. Sementara itu, tingkat Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)dinaikkan dari US$ 6.300 menjadi US$ 9.000.
Dengar pendapat mengenai kebijakan ini akan digelar hingga 28 Juli mendatang, sementara penerapannya diharapkan akan mulai efektif pada Oktober.
Lebih lanjut, sentimen positif juga datang dari kebijakan pemerintahan AS yang memperbolehkan ZTE untuk melakukan kegiatan yang dibutuhkan guna memelihara jaringan dan peralatannya di AS. Pelonggaran ini akan diberikan bagi ZTE sampai dengan 1 Agustus mendatang.
Hal ini sedikit memberikan kelegaan bagi pelaku pasar selepas kemarin terungkap bahwa pemerintahan AS berupaya untuk memblokir China Mobile dalam menawarkan jasa telekomunikasi antara AS dengan negara-negara lainnya.
Tak ada data ekonomi penting yang dijadwalkan dirilis pada hari ini.
(ank/hps) Next Article Ikut Melemah, Rupiah Tembus 14.500 Per Dolar AS
Namun, penguatan rupiah nampak bukan dipicu oleh faktor fundamental, melainkan terbantu posisi dolar AS yang sedang lemah lantaran sepinya perdagangan, seiring dengan peringatan hari kemerdekaan AS yang jatuh pada tanggal 4 Juli. Kemarin (3/7/2018), perdagangan di Wall Street hanya dibuka setengah hari.
Tetap saja, penguatan rupiah yang mungkin hanya sementara sudah berhasil mendorong investor asing melakukan beli bersih senilai Rp 30,1 miliar.
Dalam draf tersebut, batas atas bagi 3 tarif pajak penghasilan terendah (3,10, dan 20%) akan dinaikkan. Batas atas penghasilan untuk masyarakat yang membayar pajak penghasilan senilai 20% dinaikkan hingga hampir 3 kali lipat, dari US$ 16.000 menjadi US$ 45.000. Sementara itu, tingkat Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)dinaikkan dari US$ 6.300 menjadi US$ 9.000.
Dengar pendapat mengenai kebijakan ini akan digelar hingga 28 Juli mendatang, sementara penerapannya diharapkan akan mulai efektif pada Oktober.
Lebih lanjut, sentimen positif juga datang dari kebijakan pemerintahan AS yang memperbolehkan ZTE untuk melakukan kegiatan yang dibutuhkan guna memelihara jaringan dan peralatannya di AS. Pelonggaran ini akan diberikan bagi ZTE sampai dengan 1 Agustus mendatang.
Hal ini sedikit memberikan kelegaan bagi pelaku pasar selepas kemarin terungkap bahwa pemerintahan AS berupaya untuk memblokir China Mobile dalam menawarkan jasa telekomunikasi antara AS dengan negara-negara lainnya.
Tak ada data ekonomi penting yang dijadwalkan dirilis pada hari ini.
(ank/hps) Next Article Ikut Melemah, Rupiah Tembus 14.500 Per Dolar AS
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular